Beranda Ekonomi Temu Responden 2025, BI Sumsel Tegaskan : Digitalisasi Jadi Kunci Ekonomi Daerah...

Temu Responden 2025, BI Sumsel Tegaskan : Digitalisasi Jadi Kunci Ekonomi Daerah Tangguh

ist

BI Sumsel Gelar Temu Responden 2025 : Dorong Digitalisasi untuk Ekonomi Daerah yang Tangguh dan Inklusif

Palembang, bidiksumsel.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (BI Sumsel) menyelenggarakan kegiatan tahunan Temu Responden 2025 di Ballroom Hotel Arista Palembang. Acara ini menjadi ajang apresiasi bagi para responden survei yang berkontribusi aktif dalam penyediaan data ekonomi dan keuangan, sekaligus wadah sinergi lintas sektor untuk memperkuat arah kebijakan ekonomi daerah.

Mengusung tema “Percepatan Digitalisasi Ekonomi untuk Mewujudkan Ekonomi Sumatera Selatan yang Tangguh,” kegiatan ini mencerminkan komitmen BI dalam mempercepat transformasi digital di berbagai lini perekonomian, termasuk sektor UMKM dan perdagangan tradisional.

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumsel, Bambang Pramono, menegaskan bahwa data dan informasi akurat dari para responden survei menjadi fondasi dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang efektif baik di tingkat pusat maupun daerah.

“Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia sangat bergantung pada data yang akurat dan tepat waktu. Kontribusi para responden menjadi bagian penting dalam memperkuat efektivitas kebijakan kami,” ujar Bambang.

Ia menambahkan, BI Sumsel secara konsisten membangun kolaborasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Bulog, dan sektor perbankan untuk memastikan kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan kondisi ekonomi aktual di lapangan.

“Kami terus bersinergi dengan BPS, Bulog, dan perbankan agar setiap kebijakan selaras dengan kondisi riil masyarakat,” jelas Bambang.

Bambang juga mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%, yang hanya dapat dicapai jika daerah mampu menciptakan sumber pertumbuhan baru yang berkelanjutan. Namun, ia mengingatkan bahwa ekspansi ekonomi harus tetap dikendalikan agar tidak menimbulkan tekanan inflasi yang tinggi.

“Keseimbangan antara pertumbuhan dan stabilitas harga menjadi kunci. Data dari para responden sangat vital untuk menjaga harmoni tersebut,” tegasnya.

Dalam konteks Sumatera Selatan, BI mencatat bahwa perekonomian daerah tumbuh solid didukung sektor energi, perkebunan, dan konsumsi rumah tangga. Namun, ke depan, digitalisasi dan inovasi teknologi akan menjadi penggerak baru pertumbuhan yang inklusif.

Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi penyedia data ekonomi, BI Sumsel memberikan penghargaan kepada responden terbaik dalam delapan kategori, di antaranya :

  • Responden Terbaik Kategori Penyedia Data Liaison: PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
  • Responden Terbaik Kategori Survei Kegiatan Dunia Usaha: PTPN IV Regional 7
  • Responden Terbaik Kategori Properti Komersial: Opi Mall
  • Responden Terbaik Kategori Survei Penjual Eceran: Toko Sepatu Samudera
  • Responden Terbaik Kategori Properti Residensial: PT Sekawan Kontrindo
  • Responden Terbaik Kategori Survei Pemantauan Harga: Pak Hermansyah
  • Mitra Strategis Terbaik: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan
  • Surveyor Terbaik: Yulia Putri (PT Sigma Research)

Penghargaan ini diberikan sebagai wujud apresiasi atas kontribusi data berkualitas yang mendukung kebijakan moneter dan stabilitas ekonomi daerah.

Acara Temu Responden 2025 juga dimeriahkan dengan seminar motivasi oleh Andrie Wongso, yang membawakan tema “Semangat Usaha di Era Digital.”
Selain itu, digelar pula talkshow inspiratif menghadirkan narasumber terkemuka, yakni Aviliani (Ekonom Senior INDEF), Marpaleni (BPS Sumsel), dan Rafael Tan (Entrepreneur muda Sumsel).

Dalam diskusi tersebut, Aviliani menekankan pentingnya digitalisasi sistem pembayaran nasional, terutama melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang telah menjadi instrumen utama inklusi ekonomi di Indonesia.

“Dengan QRIS, transaksi menjadi lebih mudah dan transparan. Data transaksi membantu perbankan dalam credit scoring bagi merchant, sehingga pelaku usaha lebih mudah mengakses pembiayaan,” jelas Aviliani.

Sementara itu, Rafael Tan menambahkan bahwa pelaku UMKM harus beradaptasi dengan perilaku konsumen digital.

“Transaksi lewat QRIS membuat penjualan lebih cepat dan praktis, tanpa ribet uang kembalian. Sekarang saatnya pelaku UMKM memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk memperluas pasar,” katanya.

Para narasumber sepakat bahwa transformasi digital bukan hal yang harus ditakuti, melainkan tantangan yang harus dihadapi dengan semangat belajar dan adaptasi.

“Jangan takut pada teknologi, takutlah pada stagnasi. Mulailah dari hal kecil, misalnya mengunggah produk unggulan di media sosial,” pungkas Rafael.

Melalui kegiatan ini, BI Sumsel menegaskan pentingnya sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat dalam mempercepat digitalisasi ekonomi daerah.
Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat daya saing dan menciptakan perekonomian Sumatera Selatan yang tangguh, inklusif, serta berkelanjutan.

Sebagai bagian dari komitmen transparansi data, BI Sumsel juga memperkenalkan dua publikasi resmi yang dapat diakses masyarakat melalui situs www.bi.go.id (dkd)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here