Home Pendidikan Edukasi Anti-Kekerasan : Polda Sumsel Bekali Mahasiswa Baru dengan Ilmu Pencegahan!

Edukasi Anti-Kekerasan : Polda Sumsel Bekali Mahasiswa Baru dengan Ilmu Pencegahan!

fhoto : ist

Polda Sumsel Gelar Edukasi Pencegahan Kekerasan untuk Mahasiswa Baru ITB Bina Sriwijaya Palembang

Palembang, bidiksumsel.com – Dalam upaya memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan, Bagian Psikologi Biro SDM Polda Sumatera Selatan (Sumsel) mengadakan kegiatan edukasi khusus bagi para mahasiswa baru Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Bina Sriwijaya Palembang.

Kegiatan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi dan mencegah segala bentuk kekerasan di kampus, sekaligus menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan nyaman.

Kegiatan edukasi ini dilangsungkan di Gedung ITB Bina Sriwijaya Palembang pada Sabtu, 19 Oktober 2024, dan diikuti oleh 115 mahasiswa baru. Acara ini dipandu langsung oleh Iptu Eka Marwati, M.Psi., Psikolog, bersama dengan Bripda Rafli Aditya, yang memberikan materi mengenai berbagai jenis kekerasan serta cara-cara untuk menghindari dan menanganinya.

Kegiatan edukasi ini dimulai dengan sesi perkenalan dan ice breaking yang bertujuan untuk mencairkan suasana serta membuat para peserta merasa nyaman. Dengan suasana yang interaktif, para mahasiswa diajak untuk lebih terbuka dan berani menyampaikan pendapat serta bertanya mengenai isu-isu yang relevan dengan kehidupan kampus.

Setelah itu, materi utama yang disampaikan meliputi berbagai jenis kekerasan yang sering terjadi di lingkungan pendidikan, termasuk kekerasan fisik, verbal, emosional, hingga kekerasan berbasis gender. Tidak hanya menjelaskan bentuk-bentuk kekerasan, Iptu Eka Marwati juga memberikan pemahaman mengenai dampak serius dari kekerasan ini, baik dari segi psikologis maupun hukum.

Dalam presentasinya, Iptu Eka menekankan bahwa kekerasan di lingkungan pendidikan sering kali terjadi karena kurangnya pemahaman dari pelaku dan korban tentang apa yang disebut sebagai kekerasan. Ia juga mengajak para mahasiswa untuk mengenali tanda-tanda awal kekerasan, baik yang dialami sendiri maupun yang terlihat pada teman-teman mereka.

“Mahasiswa adalah bagian dari generasi muda yang harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang kekerasan, agar mereka dapat berperan aktif dalam mencegah terjadinya kekerasan di lingkungan kampus,” ujar Iptu Eka dalam presentasinya.

Salah satu materi yang menarik perhatian para peserta adalah penjelasan mengenai langkah-langkah konkret dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan. Mahasiswa diberikan panduan tentang bagaimana cara mengenali tanda-tanda kekerasan, baik fisik maupun mental, serta apa yang harus dilakukan jika mereka atau teman mereka menjadi korban.

Para peserta juga dibekali dengan pengetahuan mengenai pentingnya pertolongan pertama bagi korban kekerasan, seperti memberikan dukungan psikologis dan fisik kepada korban sebelum tindakan hukum dilakukan. Selain itu, mereka diajarkan mengenai mekanisme pelaporan kekerasan kepada pihak yang berwenang, termasuk bagaimana cara melaporkan kasus kekerasan secara anonim untuk melindungi identitas korban.

Salah satu poin penting yang disampaikan adalah bahwa kekerasan tidak hanya berdampak pada korban, tetapi juga pada lingkungan sekitar. Oleh karena itu, semua pihak diharapkan bisa berperan aktif dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan terbebas dari kekerasan.

“Kekerasan di lingkungan pendidikan adalah masalah serius yang harus ditangani bersama. Tidak hanya dari pihak penegak hukum, tetapi juga dari para mahasiswa sendiri. Mencegah dan menangani kekerasan adalah tanggung jawab kita semua,” tegas Bripda Rafli Aditya.

Kegiatan edukasi yang berlangsung selama beberapa jam ini disambut dengan antusias oleh para mahasiswa baru. Mereka terlihat aktif mengikuti sesi demi sesi, dan sangat tertarik dengan materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari interaksi yang terjadi selama sesi tanya jawab. Para peserta bebas bertanya mengenai isu-isu yang belum mereka pahami, baik terkait kekerasan di kampus maupun cara-cara pencegahan dan penanganannya.

Seorang peserta, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat baginya sebagai mahasiswa baru. Menurutnya, edukasi semacam ini sangat penting dilakukan sejak awal masuk kampus agar mahasiswa lebih waspada terhadap potensi kekerasan dan bisa membantu menjaga keamanan lingkungan kampus.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswa baru. Kami mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang kekerasan dan bagaimana cara menghadapinya. Kami juga diajarkan pentingnya menjaga lingkungan kampus yang aman dan nyaman,” ujarnya.

Sesi tanya jawab ini berlangsung cukup interaktif dan banyak peserta yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menanyakan berbagai hal seputar tindakan yang harus dilakukan jika mereka melihat atau mengalami kekerasan di lingkungan kampus.

Kegiatan edukasi ini merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen Polda Sumsel dalam memberikan dukungan kepada masyarakat, khususnya generasi muda, dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Karo SDM Polda Sumsel, Kombes Pol Sudrajat Hariwibowo, SIK, MSi, dalam sambutannya mengatakan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen untuk mendampingi masyarakat, terutama di lingkungan pendidikan, dalam mencegah dan menangani kekerasan.

Menurut Kombes Pol Sudrajat, lingkungan pendidikan adalah tempat yang seharusnya menjadi ruang yang aman bagi semua pihak. Oleh karena itu, upaya preventif seperti kegiatan edukasi ini perlu terus dilakukan secara berkelanjutan agar seluruh pihak, termasuk mahasiswa, dosen, dan staf kampus, lebih memahami bagaimana mencegah kekerasan.

“Pihak Polda Sumsel berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan pendampingan kepada masyarakat, khususnya generasi muda, dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Kegiatan edukasi seperti ini sangat penting agar mahasiswa dapat lebih waspada terhadap potensi terjadinya kekerasan, dan memiliki kemampuan untuk mencegah serta mengatasinya jika terjadi,” kata Kombes Pol Sudrajat.

Melihat antusiasme dan tanggapan positif dari para peserta, kegiatan semacam ini diharapkan bisa terus diadakan di masa depan. Pihak kampus ITB Bina Sriwijaya juga menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini dan berharap agar kegiatan serupa bisa dilakukan secara rutin untuk memberikan pemahaman yang lebih luas kepada seluruh mahasiswa.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi di Palembang, ITB Bina Sriwijaya menyadari betapa pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari kekerasan. Oleh karena itu, kerjasama antara kampus dan pihak kepolisian seperti ini dianggap sangat membantu dalam mencegah potensi kekerasan di kampus.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran tentang pentingnya pencegahan kekerasan, diharapkan para mahasiswa dapat berperan aktif dalam menjaga keamanan kampus mereka. Edukasi semacam ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membekali para mahasiswa dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan di lingkungan pendidikan. (bd)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here