Empat Lawang Nyatakan Perang Melawan Rabies : “Ini Bukan Program, Ini Misi Kemanusiaan”
Empat Lawang, bidiksumsel.com – Langit biru di kawasan Pulau Mas, Kelurahan Pasar Tebing Tinggi, menjadi saksi lahirnya sebuah tekad besar dari bumi Saling Keruani Sangi Kerawati. Jumat (17/10/2025) pagi itu, Pemerintah Kabupaten Empat Lawang secara resmi mendeklarasikan “Perang Terhadap Rabies”, menandai langkah awal menuju visi besar : Empat Lawang Bebas Rabies 2028.
Di bawah terik matahari, puluhan tenda berdiri rapi di lapangan desa. Warga datang membawa anjing, kucing, bahkan hewan peliharaan liar yang mereka rawat. Di tangan para dokter hewan, jarum-jarum vaksin bukan sekadar alat medis melainkan simbol harapan.
Asisten III Setda Empat Lawang, Suharlan, S.Sos, yang membacakan amanat Bupati Dr. H. Joncik Muhammad, memantik semangat seluruh hadirin.
“Kita tidak boleh menunggu korban berikutnya. Rabies adalah musuh bersama, dan kita harus tumpas dari tanah Empat Lawang! Gotong royong adalah vaksin sosial kita,” tegasnya lantang.
Sorak semangat menggema. Suasana penuh haru, tapi juga optimisme. Di barisan depan, terlihat Ketua TP PKK Hj. Hepy Safriani, M.Kes, berdampingan dengan Ibu Bhayangkari Polres dan Persit Kartika Chandra Kirana Kodim Empat Lawang simbol bahwa perang melawan rabies bukan hanya urusan dinas, tetapi gerakan lintas sektor, lintas profesi, dan lintas gender.
Di tengah keterbatasan sumber daya, Dinas Pertanian Empat Lawang tetap menjadi garda terdepan. Kepala Dinas, Hendra Lezi, dengan suara bergetar namun penuh keyakinan, menjelaskan bahwa seluruh kabupaten dengan 10 kecamatan hanya memiliki dua dokter hewan aktif, yakni drh. Rahmat Zenudin dan drh. Rini Purnamasari.
“Dengan tenaga terbatas kami tetap berkomitmen, sebab semangat masyarakat adalah tenaga tambahan kami. Kalau semua kepala desa, Babinsa, Babinkamtibmas, Satpol PP, dan OPD lain ikut bergerak, maka tugas besar ini akan terasa ringan. Kuncinya gotong royong,” tutur Hendra penuh keyakinan.
Deklarasi itu tak berhenti di panggung seremonial. Begitu acara dibuka, ratusan warga berbaris membawa hewan peliharaan mereka untuk divaksin gratis. Anak-anak kecil menuntun kucing dengan tali, sementara komunitas pemburu babi datang dengan anjing-anjingnya semua bersatu dalam satu misi: melawan rabies.
“Rabies itu bukan takdir, tapi akibat kelalaian. Kita bisa cegah kalau mau bergerak bersama,” ujar drh. Rini Purnamasari sambil menyeka keringat di dahinya, tetap tersenyum melayani antrean warga.
Edukasi pun digelar di sela vaksinasi. Petugas menjelaskan cara mengenali gejala rabies, langkah pertolongan pascagigitan, hingga pentingnya vaksinasi rutin. Kesadaran kolektif mulai tumbuh dari yang awalnya takut disuntik, kini mereka justru saling mengingatkan : “Ayo vaksin dulu, biar aman.”
Dalam arahannya, Suharlan menekankan bahwa inti perjuangan melawan rabies bukan hanya pada tindakan medis, tetapi pada partisipasi masyarakat.
“Rabies hanya bisa dikalahkan bila semua bergerak bersama. Jangan ada satu pun desa yang lengah. Setiap anjing dan kucing harus divaksin, setiap warga harus tahu bahaya rabies,” ujarnya tegas.
Ia menambahkan, target Empat Lawang Bebas Rabies 2028 bukan sekadar slogan, melainkan janji moral pemerintah kepada rakyat. Program vaksinasi massal akan dilakukan secara berkelanjutan, disertai pengendalian hewan penular rabies (HPR) liar, edukasi, serta pembentukan Desa Siaga Rabies di setiap kecamatan.
Dari lokasi berbeda, Bupati Dr. H. Joncik Muhammad menegaskan kembali komitmennya.
“Keselamatan jiwa masyarakat Empat Lawang adalah prioritas. Hentikan kasus rabies sekarang juga dengan tindakan nyata—vaksinasi semua anjing di Empat Lawang tanpa terkecuali. Ini bukan sekadar program, ini misi kemanusiaan,” tegasnya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada para dokter hewan, petugas lapangan, dan masyarakat yang telah turun langsung membantu dalam kegiatan tersebut.
Pemerintah Kabupaten Empat Lawang telah menyiapkan sejumlah langkah strategis, di antaranya :
– Pembentukan Desa Siaga Rabies di seluruh kecamatan.
– Program edukasi di sekolah, pesantren, dan ruang publik.
– Pelatihan kader desa untuk deteksi dini gejala rabies.
– Kolaborasi lintas sektor dengan Polres, Kodim, Dinas Kesehatan, serta komunitas hewan.
“Kita tidak sedang melawan hewan. Kita melawan virus. Senjata kita adalah kepedulian, pengetahuan, dan gotong royong,” tutup Suharlan disambut tepuk tangan peserta.
Sore itu, matahari perlahan condong ke barat. Namun di hati warga Empat Lawang, obor harapan baru menyala. Dengan sumber daya terbatas tetapi semangat besar, gerakan Empat Lawang Bebas Rabies 2028 kini bukan lagi sekadar visi di atas kertas. Ia telah menjelma menjadi gerakan nyata yang hidup di setiap desa, di setiap rumah, di setiap pelukan antara manusia dan hewan peliharaan mereka.
“Rabies bukan kutukan, ia bisa dicegah. Lindungi hewanmu, lindungi keluargamu, dan jadilah bagian dari sejarah : Empat Lawang Bebas Rabies 2028.” (dkd)