Jakarta, bidiksumsel.com – Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo dengan bangga memberikan penghargaan Lencana Anugerah Karya Pangan dan Pertanian kepada Bupati Banyuasin H Askolani.
Penghargaan tersebut diberikan kepada orang nomor satu di bumi sedulang setudung ini karena dinilai berkontribusi dalam mempertahankan bahkan meningkatkan ketahanan pangan di tingkatkan nasional.
Dimana Kabupaten Banyuasin dari rilis Kementan menjadi daerah penghasil beras terbesar nomor 4 nasional, satu-satunya daerah di luar Pulau Jawa dengan berhasil menyumbangkan produksi produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton.
Penghargaan Lencana Anugerah Karya Pangan tersebut diserahkan Mentan RI Syahrul Yasin Limpo kepada Bupati H Askolani yang diwakili Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Zainuddin SP M.Si dalam Rapat Kerja Pembangunan Pertanian Nasional di Kementan Jakarta, Senin (11/1/2021)
“Alhamdulillah wa syukurillah, kemaren pada acara Raker Pembangunan Pertanian Nasional di Kementan, pak Bupati Askolani mendapat penghargaan berupa Lencana Anugerah Karya Pangan dan Pertanian dari Menteri Pertanian RI. Bupati Banyuasin telah berhasil berkontribusi mempertahankan bahkan meningkatkan ketahanan pangan di tingkatkan nasional, ” terang Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Zainudin SP M.Si.
“Yang membanggakan, penghargaan ini hanya diterima Bupati Banyuasin H Askolani, kepala daerah diluar Pulau Jawa,” tegas Mantan Camat Air Saleh tersebut.
Zainuddin akan terus menggenjot program Petani Bangkit untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan semakin meningkatnya produksi pertanian di Kabupaten Banyuasin.
“Semoga di masa yang akan datang masyarakat petani kita di Banyuasin pada khususnya akan semakin makmur dan sejahtera sehingga dapat berkontribusi positif terhadap ketahanan dan keamanan pangan secara lokal, Regional, Nasional bahkan Mancanegara,” harapnya.
Bupati Banyuasin H Askolani menyampaikan rasa syukur atas diberikannya penghargaan Lencana Anugerah Karya Pangan dan Pertanian dari Mentan RI tersebut. Lencana ini tegas Ketua DPC PDIP Banyuasin di dedikasikan untuk seluruh masyarakat Kabupaten Banyuasin terkhusus Petani dan para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
“Saya mendapatkan penghargaan Lencana Anugerah Karya Pangan dan Pertanian ini, karena kerja keras tanpa lelah dari seluruh petani Banyuasin, para PPL, teman-teman di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Banyuasin. Penghargaan yang tinggi buat mereka semua,” katanya
Penghargaan ini tegas Bupati Askolani, sebagai motivasi untuk terus bekerja dan berinovasi terutama dalam mewujudkan target sebagai daerah penghasil beras nomor dua bahkan satu nasional. Maka dirinya berharap semua pihak terus bekerja dengan penuh semangat.
“Peluang kita untuk naik peringkat sangat memungkinkan, karena Potensi pertanian Banyuasin masih bisa ditingkatkan, luas lahan baku sawah 174.371 hektar dengan luas tanam 2019, 213.813 hektar terdiri dari lahan pasang surut 148.658 hektar, (IP100 90.151 ha, IP200 58.007 ha, IP300 36 ha), lahan rawa lembak 25.713 hektar (IP100 21.279 ha, IP200 2.562 ha),” terangnya
Dengan luas panen 208.598 ha, total produksi 905.846 ton GKG atau setara beras 519.684 ton. Lokasi paling potensial terdapat di 15 kecamatan seperti Muara Telang 23.120 ha, Air Saleh 21.391 ha, Sumber Marga Telang 10.299 ha, Makartijaya 11.000 ha, Muara Sugihan 24.292 ha, Tanjung Lago 15.226 ha, Selat Penuguan 12.710 ha, dan Rantau Bayur 16.337 ha. Empat kecamatan potensial untuk dikembangkan Kecamatan Rantau Bayur, Rambutan, Tungkal Ilir dan Selat Penuguan.
Target kedepan, luas tanam 213.813 hektar tahun 2019 dan tahun 2020 akan dapat tercapai seluas 263.368 hektar tahun 2020 sehingga luas panen dan produksi akan meningkat menjadi 1.309,598 ton GKG atau setara 750.399 ton untuk menjaga Lumbung Pangan Nasional.
Maka Pemkab Banyuasin jelasnya terus meningkatkan penggunaan benih bermutu, penyediaan pupuk yang cukup, penyediaan Alsin olah tanah modern, pengolahan tanah secara insentif dengan menggunakan Alsin TR4, penyediaan pestisida dan pengelolaan air dengan baik, memperbaiki saluran-saluran air, pintu-pintu air dan tanggul. Melakukan extensifikasi lahan produktif, peeluasan lahan produksi dengan pengembangan lahan sawah baru.
Kemudian menyediakan saran panen dan pasca panen yang modern seperti pengering gabah (Vertical Dryer) dan membangun RMU yang modern untuk menghasilkan beras berkualitas tinggi.
“Kita juga sudah menerima PPL, satu desa satu PPL pada tahun 2020, mereka Petugas Penyuluh Lapangan untuk melakukan pendampingan petani secara intens, tidak hanya itu, melalui BUMD Sei Sembilang kita juga sudah melounching brand beras Sedulang Setudung berasnya petani-petani dijalur, ini juga langka kita untuk meningkatkan kesejahteraan para petani,” tandasnya
Beras Sedulang Setudung
Dengan diluncurkan beras ini, maka Kabupaten Banyuasin sebagai daerah penghasil beras nomor 4 nasional yang ditetapkan Kementerian Pertanian RI sudah resmi memiliki brand merek beras sendiri. Artinya Banyuasin tidak hanya sebatas menanam dan panen saja seperti selama ini namun sudah memiliki brand merek beras sendiri.
“Kita sebagai masyarakat Banyuasin harus bangga, mulai hari ini kita punya brand merek beras sendiri, beras hasil panen dari sawah-sawah petani di seluruh penjuru Kabupaten Banyuasin,” kata Bupati Inovatif ini.
“Kalau dulu, hasil panen berupa gabah langsung dijual oleh petani kita ke pengusaha dari Lampung dan propinsi lain dengan harga lumayan murah. Maka melalui BUMD Sei Sembilang pemerintah Banyuasin hadir untuk membantu petani agar hasil panennnya lebih bernilai dengan berinovasi membuat brand merek beras, artinya yang dijual bukan gabah lagi tetapi sudah bentuk beras dalam kemasan,” katanya.
Dengan diluncurnya beras ini tegas Bupati Askolani, harus didukung oleh semua masyarakat Banyuasin dengan penuh kebanggaan. Caranya dengan membeli produk beras Banyuasin sendiri yang kualitasnya sangat baik dan sehat karena dikelolah secara alami. (Ril)