PALEMBANG – Bank Indonesia (BI) secara resmi menyerahkan jabatan Kepala Perwakilan BI Sumatera Selatan (Sumsel) kepada Hari Widodo, yang sebelumnya dipimpin oleh Yunita Resmi Sari.
Dalam acara serah terima jabatan (sertijab) kepala perwakilan BI Sumsel, Jumat (14/2/2020) di Gedung BI Sumsel yang dihadiri oleh, Deputi BI, Erwin Tijanto, Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya, Ketua DPRD Sumsel, Anita, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang, Ratu Dewa.
Erwin mengatakan, untuk mengembangkan ekonomi demi mewujudkan keuangan lebih baik. Sebaiknya semua pihak di Kantor BI Sumsel harus menjalankan tugas dengan prestasi meningkat.
“Agar berhasil memajukan keuangan di daerah juga, apalagi jika melihat ekonomi secara global Indonesia sempat mengalami pelemahan tidak efisien dan turun drastis pada 2019 kemarin akibat perang dagang AS-Tiongkok. Maka itu secara geopolitik BI harus membangun kesepakatan pemulihan ekonomi,” katanya saat memberi sambutan dalam acara sertijab Kepala Perwakilan BI Sumsel
Hal ini untuk menghindari dampak keuangan yang negatif secara eksternal. Terlebih pertumbuhan ekonomi mempengaruhi sektor ekspor komoditas, dimana Sumsel berpeluang besar di pertanian, pertambangan dan pengelolaan industri.
Ia juga mengucapkan, selamat kepada Yunita Resmi Sari atas berbagai prestasi yang telah diraihnya selama mempimpin BI Sumsel.
“Harapan ke depan, semoga intregasi ekonomi tetal efisien dan refleksi keuangan regional bekerja positif dengan range persentase bertahan di 5,71 persen atau mungkin naik hingga 6,1 persen sesuai target,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Sumsel, Hari Widodo menuturkan, akan terus melanjutkan program dari kepemimpinan sebelumnya dan terus meningkatkan inflasi di Sumsel.
“Melanjutkan program sebelumnya, terutama membangun ekonomi Sumsel lebih baik. Dalam hal ini pariwisata berpotensi apabila destinasi kita makin bagus. Awalnya nilai dulu bagaimana aksesnya untuk membangun lalu kita programkan Pelaku dan Promosi (2P),” jelasnya.
Hari mengatakan, dalam mendorong keberhasilan program 2P, kebutuhan utama adalah dengan pengadaan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku yang nantinya bisa mempromosikan keunggulan.
“Andalkan SDM sebelum create atraksi, kalau siap (SDM) baru mulai menarik wisatawan dan garap lokasi wisatanya. Pelaku sebagai human berkaitan dengan edukasi, di sini (Palembang) ada Poltekpar yang mampu melahirkan dan mencetak SDM handal,” tukasnya. (imn)