Anggota DPRD Sumsel Gelar Reses di SMK Negeri 2 Palembang : Fokus pada Pendidikan dan Infrastruktur
Palembang, bidiksumsel.com – Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumsel II mengadakan reses tahap pertama di halaman SMK Negeri 2 Palembang. Kegiatan yang berlangsung pada hari Jumat ini menjadi ajang mendengarkan aspirasi masyarakat, khususnya terkait isu-isu pendidikan.
Dapil Sumsel II mencakup wilayah Ilir Timur I, Ilir Timur II, Ilir Timur III, Alang-Alang Lebar, Sukarami, Kemuning, Sako, Kalidoni, dan Sematang Borang. Dalam reses ini, Koordinator Dapil, Hj. Zaitun, SH., M.Kn., hadir bersama sejumlah anggota DPRD lainnya, yaitu H. Nopianto, S.Sos., MM., Ir. Zulkipli Kadir, H. Yansuri, S.IP., HM. Anwar Syadat, S.Si., M.Si., Fajar Febriansyah, ST., M.I.Kom., dan Tamtama Tanjung.
Hj. Zaitun, dalam sambutannya, memberikan apresiasi kepada SMK Negeri 2 Palembang yang dinilainya sebagai sekolah unggulan. Namun, ia juga menyoroti sejumlah tantangan yang perlu segera ditangani. Salah satunya adalah kesiapan siswa dalam menghadapi dunia kerja.
“SMK Negeri 2 ini luar biasa sebagai sekolah unggulan, tetapi tetap ada kekurangan. Kepala sekolah telah menyampaikan beberapa kebutuhan, terutama dalam hal sarana dan prasarana,” ujar Zaitun.
Menurutnya, kegiatan reses menjadi momen penting untuk mendengar langsung permasalahan dari masyarakat dan lembaga pendidikan. Ia berkomitmen untuk membawa aspirasi tersebut ke tingkat legislatif agar bisa direalisasikan.
“Yang paling mendesak adalah bagaimana kita mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia kerja. Kami akan berupaya semaksimal mungkin agar hal ini menjadi perhatian serius,” tambah Zaitun.
Ia juga memuji perhatian besar yang diberikan kepada SMK Negeri 2 Palembang, terutama karena sekolah ini telah dikunjungi oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Presiden Joko Widodo. “Semoga kunjungan-kunjungan seperti ini terus membawa kemajuan bagi sekolah unggulan ini,” pungkasnya.
Kepala SMK Negeri 2 Palembang, H. Suparman, S.Pd., M.Si., menyampaikan sejumlah permasalahan yang dihadapi sekolah. Salah satu isu utama adalah berkurangnya jumlah tenaga pendidik akibat pensiun, terutama guru produktif yang memiliki peran penting dalam memberikan keterampilan kepada siswa.
“Semakin sedikitnya tenaga pendidik menjadi tantangan besar bagi kami. Guru produktif sangat dibutuhkan untuk memastikan siswa memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri,” jelas Suparman.
Ia juga mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana sekolah sudah tidak memadai. Revitalisasi terakhir dilakukan pada tahun 2012, dan sejak itu, peralatan yang digunakan tidak lagi sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
“Peralatan yang kami miliki dulu memang canggih pada masanya, tetapi sekarang sudah tidak relevan. Kami sangat membutuhkan revitalisasi, baik untuk gedung maupun peralatan,” ungkapnya.
Selain itu, Suparman menyoroti kondisi lingkungan sekolah yang sering terdampak banjir akibat tembok kolam retensi yang jebol. Ia menawarkan dua solusi: menimbun kolam atau memperbesar kapasitas retensi agar tidak lagi mengganggu aktivitas sekolah.
“Kami berharap dukungan pemerintah untuk pengaspalan jalan, pengecoran, dan perbaikan retensi. Dana dari BOS dan PSB tidak cukup untuk mengatasi masalah ini,” tambahnya.
Dengan luas lahan mencapai 4,3 hektar, Suparman berharap aspirasi ini dapat terealisasi pada tahun 2025.
Guru SMK Negeri 2 Palembang, Titin Martini, juga menyampaikan aspirasi terkait tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan SMK. Menurutnya, perlu ada wadah yang membantu alumni SMK terhubung dengan dunia kerja.
“Sekitar 12 ribu lulusan SMK di Palembang setiap tahun, dan 800 di antaranya berasal dari SMK Negeri 2. Angka ini cukup tinggi dan perlu perhatian lebih,” ujar Titin.
Ia menambahkan bahwa lulusan SMK seringkali dianggap sebagai penyumbang pengangguran terbesar, sehingga perlu ada solusi konkret untuk mengatasi masalah ini.
“Kami berharap pemerintah bisa memfasilitasi wadah yang menghubungkan lulusan dengan dunia usaha, sehingga lulusan SMK tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja,” harapnya.
Mendengar berbagai aspirasi yang disampaikan, para anggota DPRD Sumsel menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan kebutuhan SMK Negeri 2 Palembang. Reses ini dianggap sebagai sarana yang efektif untuk mengetahui permasalahan di lapangan dan mencari solusi bersama.
“Kami akan membawa semua masukan ini ke rapat pembahasan di DPRD. Kami berharap aspirasi dari SMK Negeri 2 dapat segera terealisasi demi peningkatan kualitas pendidikan di Sumatera Selatan,” ujar salah satu anggota DPRD yang hadir.
Melalui kegiatan reses ini, anggota DPRD Sumsel berupaya menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung dunia pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan. SMK Negeri 2 Palembang diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah kejuruan lain di Sumatera Selatan, baik dari segi fasilitas, program pendidikan, maupun konektivitas dengan dunia industri.
Dengan sinergi antara pemerintah, legislatif, dan pihak sekolah, berbagai permasalahan yang dihadapi diharapkan dapat segera teratasi. Aspirasi yang disampaikan oleh pihak sekolah dan guru menunjukkan betapa pentingnya peran pendidikan kejuruan dalam mencetak generasi muda yang siap kerja dan kompetitif di era global. (dkd)