Palembang, bidiksumsel.com – Kegiatan aksi solidaritas galang dana untuk warga Negara Palestina, di gelar masyarakat Sumsel yang tergabung dalam Aliansi Kemanusiaan untuk Palestina, pada Minggu (12/11/2023) pagi, di Lapangan DPRD Provinsi Sumatera Selatan.
Salah satu panitia Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) kota Palembang, Dr Conie Pania Putri, SH MH, mengatakan dirinya bersama organisasi lainnya kembali mengikuti aksi bela Palestina di Palembang dalam rangka menyuarakan dengan lantang dukungan terhadap saudara-saudara kita yang ada di Palestina.
“Dimana saudara kita sudah 34 hari ini mendapat agresi militer dari zionis Israel, hingga banyak yang menjadi korban meninggal dunia,” ucap Dr Conie Pania Putri, di wawancarai disela aksi.
Conie mengingatkan kepada seluruh masyarakat Sumsel, terkhususnya Indonesia jangan lupa selalu panjatkan di dalam doa untuk saudara di Palestina. “Kita juga harus dukung fatwa MUI untuk memboikot seluruh produk-produk Israel dan negara yang mendukung kekejaman Israel. Jangan di pakai lagi, jangan kita bagian dari pembantaian saudara-saudara kita di Israel,” harapnya.
Memperhatikan kondisi kemanusiaan yang terjadi di jalur Gaza dan sebagai bentuk solidaritas sosial terhadap masyarakat Palestina yang sedang tertimpa musibah dampak agresi militer zionis Israel. “Masyarakat Sumsel turut mendoakan kedamaian kondisi bangsa Palestina sekaligus mengajak untuk menggalang dana kemanusiaan bagi masyarakat Palestina yang terkena musibah,” ungkap Conie.
Conie juga berharap agar pemerintah Indonesia dapat berperan aktif terhadap penghentian peperangan ini.
“Terutama permintaan kita adalah pemerintah bisa menyuarakan di Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), yakni untuk membuka pintu Raffah pintu Mesir agar bantuan-bantuan kepada saudara kita di Palestina bisa masuk. Kedua agar bisa menyuarakan gencatan senjata antara Israel dan Palestina karena perang semakin membabi buta dan sudah melanggar aturan-aturan dalam perang,” jelasnya.
Khusus kaum perempuan dari 8000 korban kekejaman Israel, lanjut Conie, ada 3500 anak-anak, dan 2000 itu adalah korban perempuan. “Segera melakukan gencatan senjata karena korban dari peperangan ini adalah lansia, ibu-ibu, dan anak-anak. Kita disini juga tetap semangat memperjuangkan ini, semangat menyuarakan dan ikut mendoakan,” pungkasnya. (Bd)