Palembang, bidiksumsel.com – Dalam rangka menyambut pesta demokrasi yang akan digelar pada tahun 2024 mendatang baik Pilpres, Pileg, dan Pilkada. Anggota Komisi V DPR RI dari fraksi Gerindra IR. H. Eddy Santana Putra,MT (ESP) menghadiri sekaligus menjadi pembicara di The Candidates Part IV yang digelar Lintas Politika di Guns Café Jalan Tasik Palembang. Minggu, (5/11/2023) malam.
Tak hanya ESP, Achmad Hafidz Thohir sebagai politisi sekaligus Anggota DPR RI dari Partai PAN, dan H. Nasrun Umar sebagai Balon Wako Palembang juga ikut hadir menjadi pembicara pada acara tersebut.
Mulanya Anggota Komisi V DPR RI dari fraksi Gerindra IR. H. Eddy Santana Putra,MT (ESP) menyampaikan, menjadi politisi itu tidaklah mudah, banyak proses yang harus ditempa dan lalui sebagai pembelajaran hingga sampai ke senayan.
“Saya jadi Walikota Palembang 10 tahun, banyak proses tidak mudah gitu dilalui, di OKP, KNPI, birokrat, hingga sering ikut berdemo, jadi melalui proses-proses itu. Para demontrans itu kan politisi jalanan, rata-rata yang disenayan itukan dari situ mantan demontrans. Nah jadi ini ditempa melalui proses, proses alam, proses pembelajaran itu untuk jadi politisi sampai kesenayan,” paparnya.
Pada perjalanan hidupnya, ia berbagi cerita menjadi Walikota sudah 10 tahun, namun mencalonkan sebagai Gubernur Sumsel belum menang, dan alhamdulillah 5 tahun kemudian nyaleg DPR RI terpilih.
“Saya sampaikan terima kasih terutama Kota Palembang. seperti tadi disampaikan ada legesi yang ditinggalkan sehingga orang ingat calonnya ini, Eddy Santana ini yang jadi dipilih (ini saya pilih dio) dan ternyata dibuktikan oleh teman-teman suara saya nomor 1 di Palembang, yang lain kecil, yang penting Palembang besar, mudah-mudahan kedepan daerah yang lain juga gitu (besar),” harapnya.
Saat ditanya apa yang dilakukan Eddy Santana di senayan, ESP terlebih dahulu menjelaskan apa itu Senayan (Gedung DPR RI)?. “Senayan itu rumah besar politisi dari seluruh partai yang ada yang masuk kesenayan, itu juga tempat tertinggi sebagai politisi karena dari situ bisa kemana-mana, bisa jadi Menteri, bisa pulang kembali ke daerah jadi Gubernur, bisa juga nyalon jadi Wakil Presiden, kayak pak hafidz (politisi PAN) ini lah dekat-dekat jadi menteri gitu kan? Mungkin dulu ditawari juga tidak gitu kn,” ujarnya.
Karena dari situlah, kata ESP orang-orang tertinggi (Partai) melihat, dan disinilah (senayan) tempat para politisi yang hebat-hebat. Alhamdulillah dirinya bisa ikut kesenayan dan belajar banyak dari para senior-senior yang duluan sudah disenayan.
“Apa yang dilakukan, saya diperintah partai (Gerindra) diletakkan di komisi V, komisi V itu mitranya PUPR mitra paling seksi, untuk daerah paling seksi, itulah tadi beliau (hafidz thohir) urusan anggaran, saya urusan pelaksanaannya gitu, dan pengawasannya,” katanya.
“Seperti jalan tol tadi kami percepat, kami suarakan terus Bakauheni-Palembang biar cepat selesai, Alhamdulillah sekarang sudah selesai. Palembang-prabumulih jadi mohon maaf itu bukan daerah itu ya, itu program nasional presiden dan didorong oleh DPR RI, baik anggarannya, pelaksanaanya, maupun pengawasannya, saya suarakan terus itu, yang rusak-rusak Kayuagung-Palembang itu rusak terus sampai sekarang masih perbaikan-perbaikan, itu tiap RDP saya selalu suarakan, nah mudah-mudahan sekarang sudah buka Palembang-Prabumulih, nanti tolnya buka untuk Palembang-Betung, Betung-Tempino, Tempino-Jambi itu yang didorong sekarang,” jelasnya.
Terkait tol Prabumulih-Muaraenim, dirinya menyebut banyak yang protes waktu ia mau meneruskan, protesnya datang dari teman-teman jambi. Kenapa jadi nyimpang kesitu katanya yang prioritas, yang prioritas itukan seharusnya disini (jambi), tapi ada benarnya kitakan maunya tol ini nyambung trans Sumatera ini sampai aceh.
“Waktu itu posisi saya di Komisi V diam saja, kenapa? saya ikut mendorong juga karena sebagian besar ruas jalan tol Palembang-Jambi itu adalah milik sumsel (ada disumsel) jadi silakan bangun disana sama saja gitukan, alhamdulillah tinggal sekarang kita perjuangkan bagaimana Prabumulih-Muaraenim, Muaraenim-Lahat, Lahat-Linggau, Linggau-Bengkulu, nah inilah,” katanya.
ESP menyebut percuma membangun jalan Bengkulu 17 KM kalau belum tembus Linggau, siapa mau lewat kesitu, dan sekarang itu jadi masalah, mudah-mudahan didukung oleh adinda Hafidz Thohir (DPR RI dari PAN) masalah anggarannya itu didorong terus.
“BUMN, yang lain dan urusan dengan menkeu sehingga nanti bisa meneruskan sampai ke Bengkulu, Insya Allah ya jadi kita bisa naek gunung ke pagaralam Cuma 2,5 jam tambah setengah hingga satu jam bisa kedaerah laen,” ulasnya.
“Alhamdulillah kami itu kampanye, dimana-mana itu sosialisasi tapi kita jangan lupa kita berebut suara 44%, yang melenial jarang kita sentuh yang Gen-Z itu 56%, tugas kita semua itu, ada anak, ada ibunya kita ajak nanti februari harus milih,” tambahnya.
ESP menilai pendidikan politik untuk masyarakat itu perlu, kenapa? karena di Jakarta itu dirinya test dengan wartawan di BSE dengan tempat yang bagus dan tolong tanya melenial itu tau ga dia ada pemilu, tau ga dia calon presiden.
“Ditanya ga tau, mereka ga tau februari ini ada pemilu, calon presiden siapa ga tau, nah inikan bahaya, mereka ini bukannya bodoh, malah lebih pintar dari kita tapi tidak peduli dengan kondisi sekarang, padahal Indonesia emas 2045 merekalah yang nanti memegangnya jadi pemimpin-pemimpin,” pungkasnya. (red)