PALEMBANG – Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda mengunjungi UMKM Kapitacaft, di Jalan Padat Karya, Lrg Rintisan, Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami, Senin (27/7/2020).
UMKM ini memproduksi masker, bed cover, sarung sofa dan lainnya. “Kehadiran kita di sini untuk memastikan para pengrajin di Kelurahan Sukajaya apakah ada kendala selama produksi. Ternyata memang keluhan para UMKM kekurangan sarana prasarana, yang kurang memadai,” ujar Fitrianti.
Ia tak menampik pandemi Covid-19 berdampak pada aktivitas UMKM, terutama dari aspek pemasarannya. Soal ini juga yang dikeluhkan pelaku UMKM saat dialog dengan Wawako Fitrianti.
Solusinya, Fitrianti berencana membuka lapak online khusus UMKM untuk pemasaran produk mereka.
“Apa saja yang akan dipasarkan bisa melalui lapak online tersebut. Selain praktis, juga Insya Allah aman,” katanya.
Tak hanya itu, pemerintah Kota Palembang juga sudah berupaya untuk membantu para UMKM dengan memberikan pinjaman modal tanpa agunan.
Dari target 4.000 UMKM, sudah ada 500 lebih diverifikasi oleh BPR Palembang .
“Insya Allah target tercapai hingga akhir tahun, semua UMKM bisa mendapatkan bantuan pinjaman modal tanpa agunan,” ujar Fitrianti.
Ia menyebutkan, Kapitacraf sudah memenuhi standar, mulai dari bahan sampai ke motif dan kemasan.
“Alhamdulillah, selama pandemi, kita panggil untuk membuat masker, karena permintaan masker tinggi. Masker medis sudah langka, makanya masker kain jadi solusi. Saya percaya untuk kualitas kainnya juga sudah baik,” kata Fitrianti.
Apalagi, Kapitracraf juga sudah memproduksi masker dengan bervariasi, mulai dari motif songket, kain tajung sampai dengan motif biasa, bisa disesuaikan dengan permintaan.
“Dengan begitu kita bisa sekaligus mempromosikan kain tenun khas Kota Palembang. Kita mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan para UMKM tetap kita support agar permintaan masker bisa terpenuhi dengan baik,” Fitrianti menjelaskan.
Sementara itu, pemilik Kapitacraf, Sonia Oktariah, mengatakan, usaha ini sudah dirintis sejak 2017 lalu.
Berawal dari hobi menjahit, seperti sarung bantal, baby set, bed cover dan sampai sekarang selama pandemi ini dipercaya pemerintah kota membuat masker. “Sekarang sudah ada 30 lebih pengrajin yang bantu. Mudah-mudahan ke depan saya bisa membuat kampung jahit,” ujarnya.
Usahanya tersebut juga dibantu dengan memberdayakan para tetangga.
“Kepercayaan dari pemerintah kota kepada kami untuk membuat masker sangat membantu. Beberapa waktu lalu kita juga dipercaya oleh Kementerian Ekonomi Kreatif untuk membuat masker dan ada beberapa perusahaan swasta juga. Alhamdulillah jadi ladang bisnis bagi kami para UMKM,” Sonia menerangkan.
Sonia menambahkan, untuk harga bervariatif mulai dari Rp7.000 hingga Rp25.000 untuk motif songket dan kain tanjung. (nim)