Home Sumsel Muara Enim Bosan Dengan Janji, Puluhan Warga Kampung Tiga Gunung Raja EPD Blokir Jalan...

Bosan Dengan Janji, Puluhan Warga Kampung Tiga Gunung Raja EPD Blokir Jalan Masuk PLTU Ghemmi, dan Tambang

fhoto : bidiksumsel.com/martinusi

Muara Enim, bidiksumsel.com – Terkait kesepakatan perjanjian tahun 2020 antara pihak perusahaan dengan warga yang tak kunjung terealisasi mengenai pengecoran jalan, kini warga kampung tiga gunung raja EPD bosan dengan janji yang disampaikan para pihak perusahaan hingga warga memblokir jalan masuk PLTU Ghemmi, dan Tambang. Selasa, (28/02/2023).

Perwakilan warga kampung tiga gunung raja, H. Manal mengatakan, hari ini sengaja warga melakukan aksi damai dengan memblokir jalan karena warga sudah bosan dengan janji, bosan menunggu tanpa kepastian kepedulian para pihak perusahaan.

“Aksi hari ini tindak lanjut kesepakatan antara warga dengan beberapa perusahaan yang di ketahui oleh pemerintah dan pihak-pihak lainnya, namun sampai hari ini tidak ada tanda-tanda jalan ini akan di cor, meski sudah berulangkali di kirimkan surat ke beberapa perusahaan,” jelasnya.

Adapun aksi tersebut kata H. Manal, dilakukan di Jalan depan pemukiman warga yang merupakan jalan alternative menuju PLTU GHEMMI dan akses utama jalan masuk menuju tambang batu bara PT. LCL-MPC, yang di lalui kendaraan roda dua maupun roda empat jalur masuk karyawan, angkutan material dan barang.

“Permasalahan debu hanya dari PT. LCL yang rutin melakukan penyiraman (jalan),” ujarnya.

Jalan ini tambahnya, sudah digunakan sejak lama dan terus menerus. Padahal jalan ini bukan milik PLTU, dan tambang.

“Mereka telah beroperasi puluhan hingga belasan tahun lamanya. PLTU, dan Tambang tidak memiliki akses masuk jalan sendiri alias hanya menumpang atau pinjam pakai jalan milik PT. Pertamina yang melintasi wilayah kota prabumulih hingga Gunung raja epd muara Enim,” paparnya.

Ia bercerita, jalan ini di gunakan oleh perusahaan sejak tahun 2009 yang lampau, namun sampai saat ini jalan ini masih berlobang, berdebu, dan tergenang air lumpur di waktu hujan.

“Untuk itu kami minta segera di lakukan pengecoran dan pembuatan parit pembuangan air guna mengurangi dampak ke pemukiman warga,” ulasnya.

Berdasarkan cacatan, PLTU GHEMMI ataupun PT.MPC-LCL dinilai kurang perduli dengan lingkungan, keselamatan dan kesehatan. hal tersebut terbukti dari banyaknya complain laporan warga yang terdampak, mulai dari kebanjiran lahan, complain limbah batu bara, polusi udara, dan insident fatality yang menewaskan beberapa pekerja, bahkan sampai saat ini masih ada exs perjanjian pemilik lahan yang belum terselesaikan oleh PT. GHEMMI selaku owner.

Menengahi aksi, Pemerintah Desa bergerak cepat mengambil langkah untuk mengundang perusahaan MPC, LCL, Indopudong, Ghemmi, dan lainnya untuk mediasi di kantor desa.

Terlihat hadir di kantor desa beberapa perwakilan perusahaan yakni, PT. LCL, Rocky, Indopudong budi Habrani, MPC, Ghemmi Abi Sambran, dan Kuano Haikal, perwakilan warga H. Manal, dan Herlis serta unsur Tripika.

Saat dikonfirmasi, mewakili Ghemmi Abi Sambran mengatakan, dirinya tentu akan melapor dahulu ke pimpinan perusahaan, dan meminta jangka waktu.

“Kami akan melapor dulu, minta waktu tiga minggu sampai satu bulan,” singkatnya.

Saat hendak meneruskan perundingan, warga segera membubarkan diri lantaran belum mendapat kepastian dari pihak perusahaan untuk merealisasikan tuntutan warga, bahkan berita acara pertemuan pun belum selesai di buat.

Sementara di lokasi aksi, warga langsung mengambil tindakan dengan menurunkan material batu dan memasang plank untuk coran, namun atas permintaan, dan jaminan Kades Gunung Raja, Sudianto.Spd (kades) Gunung raja, warga membuka blokir jalan.

“Jika sampai tanggal 26 bulan depan tidak ada kepastian, maka saya sendiri yang akan menutup akses jalan tersebut, saya rela masuk penjara,” pungkasnya. (martinusi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here