Home Sumsel Banyuasin Bersejarah, Leny Marlina Lurah Wanita Pertama di Kabupaten Banyuasin

Bersejarah, Leny Marlina Lurah Wanita Pertama di Kabupaten Banyuasin

fhoto : Leni Marlina, Lurah Talang Kramat/(bidiksumsel.com/dkd)

Leni Marlina : Bekerja Dengan Hati Ikhlas dan Jangan Lelah untuk Berbuat Baik

Banyuasin, bidiksumsel.com – Untuk pertama kali nya bersejarah, di kabupaten Banyuasin kecamatan Talang Kelapa, lebih tepatnya di kelurahan Talang Keramat memiliki seorang pemimpin wanita yakni Leni Marlina.

Leny Marlina SE di percaya sebagai lurah perempuan pertama di kelurahan Talang Keramat sejak 18 Agustus 2021 lalu.

Saat ditemui di kantor nya di Jalan Raya Talang Keramat No. 1 Banyuasin Rabu (17/11/2022), dirinya tak menyangka, dan tak pula meminta, lantaran sejak awal dirinya hanya menginginkan sebagai abdi negara yang bisa bekerja dengan baik.

Sejak di nyatakan lulus PNS tahun 2010 lalu, ia mengaku bekerja mengikuti alur seperti air mengalir saja, bekerja dan berusaha dengan semaximal mungkin dan seterusnya serahkan semua nya kepada Tuhan yang menentukan.

“Prinsip saya bekerja dari hati dengan ikhlas kita berniat untuk membantu, apa yang di niatkan Insya Allah itu dari hati, intinya jangan lelah untuk berbuat baik,” ungkap ibu dua anak ini.

Selama Leny menjabat sebagai lurah banyak program yang ia lakukan, terutama program dari Bupati Banyuasin, salah satu nya masalah berobat untuk masyarakat kurang mampu di bantu dengan Jamkesmas.

“Untuk program gotong royong di tingkat RT/RW kita tetap laksanakan di setiap hari minggu di wilayah masing-masing,” katanya.

Leny menambahkan, di setiap hari minggu ia meluangkan waktu nya datang keliling dari satu RW ke RW lainnya atau dari satu RT ke RT lain yang ada di kelurahan Talang Keramat.

“Dengan berkunjung secara langsung, sehingga saya dapat mengetahui permasalahan yang terjadi di masyarakat,” kata Leny yang pernah bercita-cita jadi perawat.

Permasalahan warga di Kelurahan Talang Keramat yakni sampah, yang mana mobil angkut sampah terutama dari UPTD kebersihan kecamatan Talang Kelapa itu memang kurang fasilitas.

“Di karenakan keterlambatan pengangkutan, sampah jadi menumpuk setiap hari dan menyebar bau yg kurang sedap,” urainya.

Di kelurahan Talang Keramat sudah ada beberapa wilayah RT, maka dari itu angkutan sampah nya di kelola oleh masyarakat, karena pembuangan sampah ke TPA terdekat harus ada distribusi, atau istilah nya ada pungutan iuran.

“Kita melalui RT/RW secara bertahap mensosialisasikan ke masyarakat untuk kebersihan, sampah nya itu diperhatikan dengan benar,” pungkasnya. (dkd)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here