Deflasi 0,36% di Sumsel : Tarif Listrik dan Pangan Jadi Pemicu, TPID Terus Jaga Stabilitas Harga
Palembang, bidiksumsel.com – Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan deflasi sebesar 0,36% (mtm) pada Januari 2025, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 0,50% (mtm). Secara tahunan, inflasi Sumsel juga mengalami penurunan menjadi 0,92% (yoy) dari sebelumnya 1,20% (yoy).
Perkembangan ini selaras dengan tren inflasi nasional yang juga mengalami penurunan, tercatat sebesar 0,76% (yoy) dari sebelumnya 1,57% (yoy).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2025, lima komoditas utama yang berkontribusi terhadap deflasi di Sumsel pada Januari adalah :
1. Tarif listrik (-1,22% mtm)
2. Tomat (-0,14% mtm)
3. Telur ayam ras (-0,02% mtm)
4. Bawang merah (-0,02% mtm)
5. Ketimun (-0,01% mtm)
Penurunan tarif listrik disebabkan oleh diskon 50% bagi pelanggan rumah tangga dengan daya di bawah 2.200 VA, sementara harga tomat dan bawang merah turun karena adanya peningkatan pasokan di pasar. Harga telur ayam ras juga mengalami penurunan akibat berkurangnya harga pakan ternak, terutama jagung pipilan.
Strategi 4K TPID Sumsel Berhasil Kendalikan Inflasi
Keberhasilan pengendalian inflasi di Sumsel tidak lepas dari peran aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel, yang menerapkan strategi 4K :
✔ Ketersediaan Pasokan – Melakukan pemantauan stok pangan secara berkala.
✔ Keterjangkauan Harga – Menjalankan operasi pasar murah dan subsidi harga.
✔ Kelancaran Distribusi – Menjaga kelancaran pasokan dengan subsidi transportasi.
✔ Komunikasi yang Efektif – Menggelar koordinasi dan publikasi terkait inflasi.
Dalam upaya menjaga stabilitas harga, TPID Sumsel bersama pemerintah daerah rutin melaksanakan operasi pasar murah untuk menekan harga bahan pokok dan menjaga daya beli masyarakat.
Berbagai skema subsidi juga diterapkan, termasuk :
📌 Subsidi harga untuk beberapa komoditas pangan utama.
📌 Subsidi angkutan guna memastikan distribusi bahan pokok tetap lancar.
📌 Subsidi operasional dalam pelaksanaan operasi pasar murah secara serentak di seluruh Sumsel.
Selain itu, inspeksi pasar dan pemantauan stok dilakukan secara berkala, termasuk pengawasan distribusi minyak goreng dengan sidak langsung ke produsen dan distributor utama (D1).
Bank Indonesia dan Pemerintah Sinergi Jaga Ekonomi Sumsel
Ke depan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel akan terus bersinergi dengan pemerintah daerah untuk memperkuat ekonomi dan menjaga inflasi tetap terkendali. Langkah-langkah strategis yang akan dilakukan mencakup :
✅ Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang bersinergi dengan Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak se-Sumsel (GPISS).
✅ Gerakan Sumsel Mandiri Pangan Goes to School & Goes to Office untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait ketahanan pangan.
✅ Akselerasi program pengentasan kemiskinan melalui Sekretariat Bersama Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah Sumsel.
Dengan strategi yang telah diterapkan, Sumatera Selatan diharapkan dapat mencapai target inflasi yang stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di tahun 2025. (dkd)