Harapan Baru untuk Marzaila : Perjuangan Anak dengan Gangguan Pendengaran di Sekayu
Muba, bidiksumsel.com – Marzaila, seorang anak berusia tiga tahun yang divonis mengalami gangguan pendengaran sejak lahir, menjadi sorotan setelah kisahnya viral di media sosial. Pada Jumat (27/12/2024), kediamannya di belakang SMP Negeri 5 Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, dikunjungi oleh pengurus Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Muba.
Kedatangan pengurus IWO Muba bertujuan memberikan bantuan berupa sembako dan santunan kepada keluarga Marzaila. Sambutan hangat terlihat dari antusiasme Marzaila yang meski tidak bisa mendengar, tetap menunjukkan ekspresi ceria menyambut tamu.
Marzaila lahir dengan kondisi yang tampak normal. Namun, seiring berjalannya waktu, orang tuanya mulai menyadari adanya perbedaan dalam tumbuh kembangnya dibandingkan anak-anak seusianya.
Zaili, ayah Marzaila, menceritakan perjalanan panjang mereka menghadapi kondisi sang anak. “Anak saya sejak kecil tidak pernah tahu bagaimana suara ayah dan ibunya. Awalnya dia lahir seperti anak biasa, tetapi lambat laun kami mulai menyadari ada yang berbeda. Marzaila tidak merespons saat dipanggil dan terlambat berbicara,” ujar Zaili dengan nada penuh haru.
Keluarga Zaili telah berusaha semaksimal mungkin memberikan pengobatan untuk Marzaila. Mereka bahkan membelikan alat bantu pendengaran. Namun, alat tersebut tidak memberikan hasil yang diharapkan.
“Kami sudah mencoba alat bantu pendengaran, tetapi tidak ada perubahan. Untuk operasi, kami kesulitan biaya. Harapan kami, semoga ada orang baik yang mau membantu meringankan beban kami,” ungkap Zaili.
Melihat perjuangan keluarga Zaili, pengurus IWO Muba yang dipimpin oleh Ketua IWO, Riyansyah Putra, SH, CMSP, tergerak untuk memberikan bantuan. Dalam kunjungannya, Riyansyah berharap bantuan tersebut dapat sedikit meringankan beban keluarga Marzaila, terutama dalam menghadapi tantangan biaya pengobatan.
“Kami hadir di sini untuk memberikan sedikit bantuan berupa sembako dan santunan. Semoga apa yang kami berikan dapat bermanfaat dan membantu meringankan beban keluarga, khususnya dalam upaya penyembuhan Marzaila,” ujar Riyansyah.
Bantuan ini bukan hanya berupa materi, tetapi juga menjadi pengingat bahwa masyarakat sekitar tidak sendirian dalam menghadapi cobaan. Riyansyah juga mengapresiasi langkah orang tua Marzaila yang tetap tegar dan terus berusaha mencari solusi terbaik untuk anak mereka.
Kisah Marzaila menjadi cerminan betapa pentingnya perhatian dan dukungan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus, terutama yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Bagi Zaili dan istrinya, Marzaila adalah anugerah sekaligus tanggung jawab besar.
“Bagi kami, Marzaila adalah segalanya. Kami akan terus berusaha, meskipun kondisinya tidak mudah. Kami berharap ada jalan untuk menyembuhkan gangguan pendengarannya, agar dia bisa menjalani hidup seperti anak-anak lainnya,” kata Zaili penuh harap.
Keluarga ini berharap ada pihak yang mau membantu, baik dari segi finansial maupun informasi medis, agar Marzaila dapat menjalani operasi atau terapi lanjutan. Dengan dukungan berbagai pihak, mereka optimistis bahwa masa depan Marzaila bisa lebih cerah.
Viralnya kisah Marzaila di media sosial menjadi salah satu faktor penting yang membuka jalan bagi keluarga Zaili untuk mendapatkan perhatian publik. Lewat unggahan yang dibagikan masyarakat, banyak pihak akhirnya mengetahui kondisi Marzaila dan tergerak untuk membantu.
Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan kemanusiaan. Kisah-kisah seperti ini diharapkan mampu menggugah hati masyarakat luas, termasuk pihak-pihak berwenang, untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak dengan kondisi serupa.
Kisah Marzaila bukan hanya tentang seorang anak yang membutuhkan bantuan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap anak-anak dengan kebutuhan khusus di Indonesia. Banyak anak lain dengan kondisi serupa yang membutuhkan uluran tangan, baik dalam bentuk materi maupun fasilitas kesehatan yang memadai.
Dukungan seperti yang dilakukan IWO Muba dapat menjadi langkah kecil yang memberikan dampak besar. Dengan semakin banyak pihak yang peduli, diharapkan tidak ada lagi anak-anak yang harus berjuang sendirian melawan keterbatasan mereka. (ari)