Groundbreaking Gedung Onkologi Terpadu RSMH : Langkah Strategis Penanganan Kanker di Sumsel
Palembang, bidiksumsel.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Selatan, Drs. H. Edward Candra, M.H., menghadiri peresmian groundbreaking pembangunan Gedung Onkologi Terpadu Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang pada Rabu pagi (8/1/2025). Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, yang memimpin peresmian langsung di lokasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Mohammad Hoesin Palembang.
Pembangunan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan khususnya penanganan penyakit kanker di Sumatera Selatan dan wilayah sekitarnya.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Sekda Edward Candra, Penjabat Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi, menegaskan pentingnya peran rumah sakit sebagai sarana strategis untuk mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Menurutnya, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, rumah sakit memiliki tanggung jawab memberikan layanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, hingga paliatif yang aman, bermutu, dan non-diskriminatif.
“Rumah sakit harus mengutamakan kepentingan pasien dengan tetap mengacu pada standar pelayanan yang telah ditetapkan. Harapannya, layanan kesehatan yang bermutu ini dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” ujar Edward.
Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah tengah memprioritaskan penanganan sembilan jenis penyakit utama yang memiliki dampak besar pada kesehatan masyarakat. Penyakit-penyakit tersebut meliputi jantung, kanker, stroke, kesehatan ibu dan anak, diabetes mellitus, uronefrologi, gastrohepatologi, tuberkulosis, Penyakit Infeksi Emerging (PIE), dan kesehatan jiwa.
RSMH Palembang telah ditetapkan sebagai pengampu regional layanan prioritas kesehatan, termasuk kanker. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/MENKES/1277/2024, RSMH bertanggung jawab atas jaringan pengampuan layanan kanker yang mencakup 19 rumah sakit, terdiri dari dua rumah sakit strata utama dan 17 rumah sakit strata madya di Sumatera Selatan.
“Pengampuan ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan, kualitas fasilitas, serta kompetensi manajerial di rumah sakit yang diampu. Dengan pengampuan ini, kesenjangan akses pelayanan kesehatan di wilayah Sumatera Selatan diharapkan dapat dikurangi,” tambah Edward.
Edward juga mengutip data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui International Agency for Research on Cancer (IARC) yang menunjukkan bahwa kanker masih menjadi beban kesehatan global. Dari survei di 115 negara, hanya 39 negara yang memasukkan manajemen kanker dalam layanan kesehatan universal (UHC). Kondisi ini mengakibatkan risiko kematian akibat kanker semakin tinggi, terutama di negara-negara berkembang.
“Di Indonesia, pelayanan paliatif yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker stadium lanjut baru tersedia di 28 persen negara bagian. Ini menjadi tantangan besar dalam memastikan seluruh pasien mendapatkan pelayanan yang layak,” katanya.
Edward juga menyoroti capaian Sumatera Selatan dalam program deteksi dini kanker payudara pada periode 2020-2022. Provinsi ini berhasil mencatat cakupan 32,46 persen dari target 45 persen, dengan jumlah skrining sebanyak 425.160 jiwa dari target 589.395 jiwa.
“Dengan adanya gedung onkologi terpadu ini, kami optimistis layanan kanker di Sumatera Selatan dapat meningkat secara signifikan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas,” tandas Edward.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menekankan pentingnya deteksi dini untuk mengurangi angka kematian akibat kanker. Menurutnya, kanker adalah salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia dengan lebih dari 200 ribu korban jiwa setiap tahunnya.
“Deteksi dini sangat penting, terutama untuk kanker payudara pada perempuan, serta kanker paru dan kolorektal pada laki-laki. Untuk itu, pemerintah akan mendistribusikan CT Scan ke 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia guna mendukung deteksi dini kanker paru,” jelas Budi.
Ia juga menyoroti minimnya jumlah dokter spesialis kanker di Indonesia. Dengan adanya pusat onkologi terpadu di RSMH, pemerintah berharap dapat memperluas akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang lebih baik.
“Kita ingin ilmu kedokteran ini dapat diturunkan hingga ke pelosok agar seluruh masyarakat dapat merasakan manfaatnya,” tambahnya.
Direktur Utama RSMH Palembang, Siti Khalimah, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan pemerintah untuk pembangunan gedung onkologi ini. RSMH, menurutnya, memiliki enam layanan unggulan dengan fokus utama pada pelayanan kanker yang menyumbang 27,87 persen dari total layanan rumah sakit.
“Gedung onkologi terpadu ini akan terdiri dari delapan lantai dengan 237 tempat tidur. Kehadiran fasilitas ini akan mendukung pelayanan bagi pasien bedah onkologi, yang mencapai 18.610 pasien,” jelas Siti. (dkd)