Home Ekonomi Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Sumsel : Strategi Menguatkan Sektor Pertambangan dalam Era...

Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Sumsel : Strategi Menguatkan Sektor Pertambangan dalam Era Transisi Energi

fhoto : ist

Palembang, bidiksumsel.com – Kantor Cabang Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (BI Sumsel) mengadakan Penyebaran Informasi Ekonomi Provinsi (PIEP) Sumatera Selatan (Sumsel) di Ballroom Novotel Palembang, Rabu (27/3/2024).

Kegiatan ini bertujuan sebagai media komunikasi terkait publikasi hasil kajian Bank Indonesia terhadap berbagai aspek ekonomi Provinsi Sumatera Selatan.

Acara yang diadakan secara berkala setiap tiga bulan ini juga termasuk talkshow yang mengangkat tema “Strategi dan Tantangan untuk Meningkatkan Potensi Pertambangan Sumatera Selatan sebagai Kontributor Utama Energi Nasional”, dengan mengundang narasumber seperti Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan Dewan Energi Nasional, Yunus Safulhak, dan pengamat ekonomi, Josua Pardede.

Kegiatan PIEP ini dihadiri oleh berbagai instansi pemerintah, akademisi, perusahaan, lembaga keuangan, mahasiswa, serta jurnalis ekonomi dan bisnis di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan wawasan terkait potensi dan prospek sektor pertambangan di masa mendatang, meningkatkan pemahaman dan komitmen para pemangku kepentingan terhadap pengembangan sektor pertambangan di daerah, serta memperkuat kerjasama antara pemerintah dan pelaku usaha untuk mendorong pertumbuhan sektor pertambangan yang berkelanjutan di Provinsi Sumatera Selatan.

Kepala Cabang Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Ricky P. Gozali, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan IV 2023 mencapai 4,94% (yoy), yang merupakan angka yang lebih baik dibandingkan dengan Sumatera dan Nasional. Selain itu, Ricky juga mengidentifikasi bahwa isu transisi energi setelah Paris Agreement pada tahun 2015 memiliki risiko yang signifikan terhadap perekonomian Provinsi Sumatera Selatan.

Hal ini terutama karena sektor Pertambangan dan Penggalian memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian Sumsel. Oleh karena itu, BI Sumsel memilih untuk membahas topik ini untuk memperkuat upaya dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan dalam mengembangkan sektor pertambangan di Sumsel ke depan.

Selaras dengan itu, dalam talkshow pada Rabu sore tersebut, Josua menyoroti bahwa sektor pertambangan menyumbang sekitar 26,6% terhadap ekonomi Sumsel pada tahun 2023, dengan batu bara menjadi komoditas terbesar dalam sektor tersebut.

“Pencapaian Net Zero Emission baik secara global maupun di Indonesia akan berdampak pada pola penggunaan energi, dimana penggunaan batu bara diproyeksikan akan menurun di masa depan. Sumatera Selatan, sebagai salah satu produsen utama batu bara, perlu bersiap menghadapi peluang-peluang baru,” ungkap Josua.

Selain itu, tren perkembangan energi terbarukan di masa depan memiliki potensi untuk meningkatkan permintaan energi secara signifikan, sehingga Sumatera Selatan, sebagai produsen energi, diharapkan untuk mengikuti tren ini.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Yunus dalam presentasinya. Dia menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan pengelolaan energi di daerah, terutama di Sumsel, beberapa strategi perlu diterapkan, seperti mendorong penggunaan transportasi massal berbasis listrik, menyusun program sosialisasi, pembinaan, dan pengawasan terhadap konservasi energi di perusahaan secara bertahap, mendorong sektor swasta untuk berpartisipasi dalam pengembangan energi terbarukan, baik untuk memenuhi kebutuhan perusahaan maupun sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, serta melakukan penelitian tentang potensi energi terbarukan di Sumsel.

Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan dipublikasikan setiap tiga bulan, yaitu pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November melalui situs web Bank Indonesia di www.bi.go.id/publikasi/laporan/default.aspx?kategori=sumatera%20selatan&periodetriwulan. (dkd)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here