Muba, bidiksumsel.com – Di tengah kian dekatnya gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Musi Banyuasin 2024, debat mengenai kriteria ideal calon pemimpin di kabupaten tersebut mulai memanas di ruang publik, khususnya di berbagai platform media sosial.
Sejumlah tulisan yang mengatasnamakan Inisiator Forum Masyarakat Sayang Muba telah tersebar luas, mengusung pesan yang tegas terhadap profil calon yang diharapkan oleh sebagian masyarakat.
Tulisan-tulisan tersebut secara eksplisit menyerukan kepada warga Musi Banyuasin untuk menolak calon pemimpin yang pernah tersandung kasus hukum dan yang bukan berasal dari putra daerah.
“Akal Sehat, Gerakan Moral Masyarakat Musi Banyuasin menolak Calon Pemimpin Muba yang Pernah tersandung Kasus Hukum dan yang berasal dari Luar Muba,” demikian klaim yang disampaikan dalam salah satu postingan tersebut.
Isu ini bukan sekadar pilihan antara calon lokal atau luar, melainkan juga berkaitan dengan integritas dan kepatutan moral calon pemimpin yang akan mengemban amanah pemerintahan. Hal ini mencerminkan keinginan masyarakat setempat untuk memiliki pemimpin yang tidak hanya dekat secara geografis, tapi juga dekat di hati dan pikiran warga.
Zaili, salah satu warga Musi Banyuasin, mengungkapkan pandangannya terkait situasi yang mulai memanas ini. “Artinya, kita sepakat bahwa Pilkada Muba Tahun 2024 harus kondusif tanpa ada embel-embel politik yang memecah belah masyarakat. Kita berharap masyarakat kita tidak terhasut oleh isu demokrasi yang mengkerdilkan salah satu calon kepala daerah lainnya,” kata Zaili pada Kamis, 18 April 2024.
Lebih lanjut, Zaili menambahkan bahwa penting bagi warga untuk meningkatkan kesadaran dan kecerdasan dalam memilih pemimpin, agar tidak terulang kembali insiden memalukan seperti operasi tangkap tangan (OTT) yang pernah terjadi dua kali di kabupaten ini.
“Kita juga sebagai putra daerah Muba meyakini bahwa adanya potensi putra daerah yang ingin maju sebagai calon bupati adalah potensi yang cukup bagus dan harus kita dukung dengan maksimal,” ungkapnya.
Selain itu, Zaili juga menggarisbawahi bahwa Musi Banyuasin, dengan APBD yang cukup besar dan kekayaan hasil bumi yang melimpah, seharusnya dapat lebih maju jika dikelola oleh pemimpin yang tepat.
“Kalau uji Bahase sekayu, jangan masuk lagi ke biduk buruk yang sebelumnya lah dicubo, kagek biduk tu teberobos laju kelebu. Pesan ini pas untuk bisa dicermati oleh masyarakat kita,” tutupnya dengan peribahasa setempat yang menyarankan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya bagi masyarakat Musi Banyuasin untuk memilih pemimpin yang bukan hanya mampu mengelola sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga bisa memperkuat integritas, kebijakan, dan moralitas dalam pemerintahan.
Pilkada mendatang menjadi kesempatan bagi warga untuk mengevaluasi dan memilih dengan bijak, demi masa depan kabupaten yang lebih cerah. (ari)
