Home Sumsel Muara Enim Idap Thalassemia, Riani Ramadhani Butuh Uluran Tangan

Idap Thalassemia, Riani Ramadhani Butuh Uluran Tangan

fhoto : bidiksumsel.com/Aidil Koster

Muara Enim, bidiksumsel.com – Riani Ramadhani, balita perempuan berusia 2,2 tahun, anak dari pasangan Alison Hasman dan Winda Agustiana, Warga Jalan Pejajaran Kampung Rukun Damai RT O1 RW 03 Kelurahan Tungkal Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim butuh uluran tangan (bantuan). Kamis, (22/07/2021)

Pasalnya, anak bungsu dari 4 bersaudara ini menderita Thalassemia, yaitu kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya protein pembawa oksigen (Hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal.

Mengakibatkan tubuh mungilnya tidak bisa bertumbuh kembang layaknya anak seusia nya.

Sang ayah, Alison Hasman menceritakan, riani sejak usia 1 bulan sudah divonis dokter mengidap penyakit Thalassemia, dan sudah sering berobat baik di Muara Enim ataupun di Palembang menggunakan sepeda motor karena tak mampu menyewa mobil.

“Sering saya mau nangis saat di jalan, lihat anak saya di gendong ibu nya. kami naik motor ke Palembang, kadang cuaca sangat panas, kadang di tengah jalan hujan. Kami terpaksa cari tempat berteduh,” ulasnya. Didampingi sang istri Winda Agustiana.

Ia mengaku, untuk biaya perobatan dirinya tidak terlalu terkendali, karena menggunakan jaminan kesehatan berupa BPJS. Namun, untuk biaya transportasi dan kebutuhan di perjalanan dan selama di Palembang, itu yang jadi permasalahan bagi bapak empat anak ini.

“Penghasilan saya sebagai tukang ojek dan buruh serabutan tidak mencukupi, belum lagi biaya untuk ketiga anak saya yang lain yang di tinggal kan dirumah serta bayar sewa rumah yang terkadang sering telat. Tapi untung nya tuan kontrakan yang sering memberikan keringanan,” paparnya.

Karena hal tersebut, dirinya beserta istri memohon bantuan baik kepada para Dermawan, Donatur, Kepala Daerah, ataupun Instansi pemerintah agar dapat membantu dirinya untuk meringankan beban.

“Hingga saat ini belum ada donatur, instansi atau lainnya yang bisa membantunya secara rutin. Kalau bantuan memang sudah ada pak, tapi hanya pada saat moment atau acara tertentu, misal di hari ulang tahun instansi atau saat hari hari besar, itupun untuk kebutuhan sehari hari. sudah itu tidak ada lagi yang rutin,” ungkapnya.

“Kami sangat mengharapkan ada uluran tangan dari pemerintah ataupun pribadi untuk membantu kami, karena saran dan anjuran dari dokter anak kami ini berobat rutin ke Palembang 2 Minggu sekali pak, dan karena kami tidak punya biaya terkadang satu bulan lebih baru bisa berangkat, ini saja terakhir kami berobat ke Palembang sesudah lebaran idul Fitri pak, sudah 3 bulanan belum ke Palembang lagi,” ceritanya pilu.

Untuk diketahui, saat ini Riani mendapat asupan makanan berupa roti dan juga susu dari posyandu setempat, untuk makan dan minum pun riani memakai selang. Pada saat mau berobat ke Palembang, riani perlu laporan dulu ke puskesmas Tungkal melalui posyandu, lalu di rujuk ke RSUD Rabain Muara Enim, kemudian mendapat rujukan ke RS Umum HM.Husein Palembang.

Tak lupa, kedua orang tua Riani mengharapkan kereta atau sepeda dorong bayi agar memudahkan membawa Riani pergi berobat ke Palembang ataupun untuk keperluan sehari-hari.

“Aku kasian pas berobat dulu di RSMH, riani kugendong wara wiri untuk mengurus administrasi di RS, kalau ada sepeda dorong mungkin tidak selelah itu,” pungkasnya dengan derai air mata. (ak)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here