Beranda Nasional Empati Seorang Senator : Hj. Eva Susanti Serahkan Kursi Roda untuk Warga...

Empati Seorang Senator : Hj. Eva Susanti Serahkan Kursi Roda untuk Warga Disabilitas Kalidoni

ist

Eva Susanti dan Kursi Roda Harapan di Kalidoni

Palembang, bidiksumsel.com – Sore itu, suasana di Lorong Kemang 1, Sei Lais, Kecamatan Kalidoni, Palembang, mendadak berubah haru. Di rumah sederhana di tepi jalan May Zen, Heri, seorang warga penyandang disabilitas, akhirnya bisa tersenyum kembali setelah menerima kursi roda baru dari Anggota DPD RI asal Sumatera Selatan, Hj. Eva Susanti, S.E., M.M., dalam kegiatan resesnya, Minggu (5/10/2025).

Selama empat tahun terakhir, Heri hanya bisa berbaring di kamar sempitnya. Sejak kakinya diamputasi akibat infeksi yang bermula dari gigitan hewan, ia tidak lagi mampu berjalan. Aktivitasnya berhenti total, dan dunia di luar rumah seakan menjadi hal yang jauh dari jangkauan.

“Sudah empat tahun dia tidak keluar rumah. Sejak bapaknya meninggal, dia lebih sering berdiam di kamar karena kakinya bengkak dan tidak bisa jalan. Pernah digigit binatang, lalu infeksi dan membusuk,” tutur salah satu anggota keluarganya lirih.

Namun hari itu menjadi titik balik kecil dalam kehidupannya. Di tengah kunjungan reses, Hj. Eva Susanti hadir bukan dengan pidato atau janji politik, melainkan dengan empati nyata menyerahkan langsung kursi roda agar Heri bisa kembali merasakan angin sore Palembang dan langit biru di luar jendela.

Reses yang Penuh Arti

Dalam keterangannya, Hj. Eva Susanti menyebut bahwa kegiatan sosial semacam ini adalah bagian penting dari tanggung jawab moral seorang pejabat publik.
“Alhamdulillah, melalui kegiatan reses ini kami bisa menyalurkan bantuan bagi saudara kita yang membutuhkan. Semoga kursi roda ini bisa membantu aktivitas sehari-hari dan meringankan beban keluarga,” ujarnya dengan nada penuh kehangatan.

Senator yang dikenal aktif di Komite II DPD RI ini menegaskan bahwa kehadiran anggota DPD harus benar-benar dirasakan masyarakat. Baginya, politik tanpa kepedulian adalah ruang kosong.
“Bagi saya, kedekatan dengan masyarakat bukan hanya soal politik, tetapi soal kemanusiaan. Karena sejatinya, tugas kami di DPD RI adalah memperjuangkan kesejahteraan rakyat dari semua lapisan,” tegasnya.

Bantuan kursi roda itu memang tampak sederhana. Namun bagi Heri dan keluarganya, itu seperti jendela baru kehidupan yang terbuka setelah lama tertutup. Tangis haru pun pecah saat kursi roda diserahkan langsung oleh Eva Susanti.
“Terima kasih banyak, Bu Eva. Bantuan ini sangat berarti bagi kami,” ucap anggota keluarga Heri dengan mata berkaca-kaca.

Di tengah banyaknya aktivitas politik yang sering kali terasa jauh dari rakyat, langkah kecil seperti ini menghadirkan makna yang besar. Eva Susanti tidak hanya hadir sebagai senator yang membawa aspirasi rakyat ke Senayan, tetapi juga sebagai wakil rakyat yang membawa kehangatan kemanusiaan ke pintu rumah warganya sendiri.

Bukan kali pertama Hj. Eva Susanti melakukan aksi sosial seperti ini. Dalam berbagai kesempatan, ia dikenal aktif menyalurkan bantuan untuk korban bencana, kaum perempuan, masyarakat prasejahtera, serta penyandang disabilitas di berbagai daerah di Sumatera Selatan.

Bagi Eva, turun ke lapangan dan bertemu langsung dengan warga adalah cara terbaik memahami persoalan riil masyarakat.
“Kalau tidak melihat langsung, kita tidak akan tahu seberapa besar harapan dan kesulitan mereka. Karena itu, saya selalu berusaha hadir di tengah-tengah masyarakat, bukan hanya di ruang sidang,” katanya.

Langkah-langkah seperti ini menjadi cerminan bagaimana seorang senator memaknai jabatannya : bukan sekadar pembuat kebijakan, melainkan penyambung empati antara negara dan rakyatnya.

Sore itu, roda kecil berwarna hitam mulai berputar di halaman rumah Heri. Di atas kursi roda barunya, ia tersenyum mungkin untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun. Di balik senyum itu, ada harapan baru, ada semangat yang tumbuh kembali.

Dan di balik kisah itu, ada teladan kecil dari seorang wakil rakyat yang memahami makna sederhana dari sebuah amanah : menyentuh hati, bukan sekadar menandatangani kebijakan. (et)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here