
PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumsel membuka kembali Wisma Atlet di kompleks Jakabaring Sport City (JSC), Palembang sebagai tempat isolasi mandiri atau rumah sehat, untuk merawat masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Keputusan tersebut atas pertimbangan, per 9 Mei 2021 keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate) di rumah sakit se-Sumsel yang merawat pasien COVID-19 mengalami peningkatan sudah mencapai 62 persen.
Bahkan, tiga provinsi yang keterisiannya tinggi antara lain, Kota Palembang 71 persen, OKI 60 persen dan OKU 52 persen. Jumlah tersebut melebihi ambang batas normal dari standar pemerintah pusat, yakni 60 persen.
Dari tiga tower wisma atlet, satu tower dibuka kembali untuk tempat isolasi pasien positif COVID- 19 sebelum Lebaran. Dua tower lain kita siagakan. Sekarang sudah 450 kamar terpakai di RS se-Sumsel, kalau ditambahkan dari provinsi, harapannya BOR bisa di bawah angka 40 persen atau 200 bed (ranjang tidur).
”Pelayanannya bisa lebih optimal antara pasien COVID-19 dan umum,” kata Gubernur Sumsel Herman Deru dalam rapat koordinasi dan evaluasi lintas sektor 17 Kabupaten Kota penanganan COVID-19 di Gedung Sudirman, Kodam II Sriwijaya, Palembang, Senin (10/5) malam.
Kendati demikian, Deru mengungkapkan, selama dibukanya kembali wisma atlet tersebut bukan berarti rumah sakit di setiap kabupaten/kota dapat dengan mudah merujuk pasien yang sedang mereka rawat. Seperti saat perdana Wisma Atlet diperuntukkan merawat pasien COVID-19pada tahun lalu.
Hal tersebut dilakukan, melainkan supaya memberi kesempatan Pemerintah Kabupaten kota untuk menyakinkan masyarakatnya kalau mereka bisa secara mandiri merawat dan menyembuhkan warganya yang terkena COVID-19.
Dinas Kesehatan Provinsi ditugaskan untuk mendata yang dirawat di sini (Wisma Aatlet) berasal dari mana, kalau dari luar Palembang apa alasannya dirujuk ke sini.
”Jadi bisa tau sejauh mana komitmen kepala daerah untuk menyehatkan warganya dari COVID-19. Itu dilakukan agar ada pembagian yang proporsional karena untuk menyelesaikan ini semua butuh solidaritas konkret antar kabupaten kota,” ujar Herman Deru.
Dia menegaskan ikhwal anggaran, kepala daerah tidak perlu ragu untuk menggunakan alokasi anggaran belanja tak terduga (BTT) dari pagu APBD 2021 untuk penanganan COVID-19 dalam situasi darurat bencana ini.
“Ini serangkaian dalam PPKM skala mikro. Mendagri memperbolehkan pemerintah daerah menganggarkan semua kebutuhan dalam BTT itu. Tapi semua harus bijaksana karena kita pun diawasi,” singkatnya.
Dinas Kesehatan Sumsel mencatat per 10 Mei 2021 total suspek orang dalam pengawasan (ODP) dan pasien dalam pengawasan berjumlah 45.501 arang. Terdiri dari, proses pemantauan sebanyak 1.023 orang dan discarded suspek sebanyak 29.330 Orang
Total Orang Tanpa Gejala sebanyak 50.407 Orang masuk dalam Proses Pengawasan 1.119 Orang dan Discarded OTG 40.746 Orang. Konfirmasi Aktif Proses Perawatan sebanyak 1.267 orang, sembuh 19.304 orang, dan meninggal dunia total 1.069 orang.
“Semoga angka kesembuhan dapat meningkat hingga 90 persen dari 82 persen selama ini. Dan tidak lupa, Protokol kesehatan tetap menjadi tumpuan kita memutus matarantai persebaran COVID-19 ini, ” tutup Lesty Nuraini. (dnn)