TOKYO – Petinggi asosiasi pelaku olahraga dunia (WPA) mengapresiasi penundaan Olimpiade Tokyo 2020 karena pandemi global Covid-19. Namun, proses pengambilan keputusan yang terjadi dinilai kurang inklusif.
Direktur Eksekutif WPA, Brendan Schwab, mengatakan Komite Olimpiade Internasional (IOC) harus mengubah budaya pengambilan keputusan. “Terkesan terlalu hirarkis yang melibatkan lebih banyak pihak,” kata Schwab, Rabu (25/3).
“IOC sebagai pemangku kepentingan harusnya dapat memastikan kepentingan atlet. Jadi, mereka bisa mengambil keputusan terbaik,” ujarnya.
Menurutnya, IOC terlalu berlarut-larut dalam mengambil keputusan terkait penundaan Olimpiade Tokyo. Mereka, kata dia, baru mengubah pendirian setelah mendapat banyak tekanan yang berasal dariatlet maupun masyarakat umum.
“Kami merasa IOC membatasi diri mereka dengan pendekatan bisnis seperti biasanya,” kata direktur eksekutif dari lembaga yang mewadahi 85.000 atlet di seluruh dunia itu.
“Ketika banyak kompetisi olahraga di dunia sudah lebih dulu ditangguhkan karena pandemi ini, IOC malah bersikap naif dan berharap terlalu banyak,” ujarnya.
Diketahui, Olimpiade Tokyo jadi ajang olahraga terkini yang penyelenggaraannya ditunda karena pandemi COVID-19. Namun, keputusan itu menjadi terkesan lambat dibandingkan UEFA dan CONMEBOL yang sudah sepekan lalu memutuskan menunda Euro 2020 dan Copa America. (ase)
