NTT, bidiksumsel.com – Andai saja Dewa tidak menerima pesan whatsapp dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jumát itu (2/4), maka Ia tidak tahu lagi bagaimana nasib warga di kampungnya di Oesapa, Nusa Tenggara Timur.
Berkat pesan itulah, Dewa yang juga Ketua Komunitas Angsa Laut di Kampung Nelayan Oesapa memiliki cukup waktu untuk mengungsikan warga kampung ke gedung sekolah dan memindahkan perahu-perahu ke tempat yang lebih aman agar selamat dari gulungan ombak.
“Info cuaca dari BMKG selalu rutin dikirimkan ke grup, kebetulan saya juga tergabung didalamnya karena saya alumni Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) BMKG. Begitu saya dapat informasi akan ada cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin kencang langsung saya sebarluaskan ke orang-orang kampung,” kata Dewa.
“Saya langsung ungsikan anak dan istri juga warga ke tempat penampungan di sekolah,” tambah dia.
Benar saja, selang beberapa jam setelah mendapatkan informasinya tersebut, hal yang ditakutkan terjadi. Angin kencang dan gelombang akibat Siklon Seroja tersebut datang menerpa kawasan perkampungan mereka.
Beruntung, karena informasi tersebut, tidak ada korban jiwa di Kampung Nelayan Oesapa terutama di Komplek. Meski masih ada beberapa kapal yang terdampak gelombang akibat tidak sempat dipindahkan.
Andai Pemerintah Daerah atau BPBD yang tergabung dalam WA Grup Informasi Peringatan Dini juga meresponse aktif dan menyebar luaskan informasi BMKG tersebut, langkah evakuasi penyelamatan warga dapat dilakukan lebih cepat dan efektif lagi.
“Anginnya kencang sekali. Kapal-kapal disini ada yang selamat karena sudah dipindahkan segera setelah mendapatkan peringatan dini dari BMKG. Bisa dibilang kami beruntung karena ada beberapa warga yang tidak mendapatkan informasi sehingga kapal mereka tenggelam dan ada korban jiwa,” kata Dewa.
Dewa mengaku kerap diandalkan warga setempat terkait update cuaca dari BMKG usai mengikuti SLCN dari BMKG. Dewa berharap semakin banyak nelayan dan warga lain yang dapat mengikuti SLCN BMKG, dan bisa bergabung dalam grup komunikasi yang dibentuk. Dengan demikian update informasi terkini terkait cuaca dan peringatan dini dapat diupdate setiap hari sehingga dapat meminimalisir terjadinya korban jiwa jika terjadi cuaca ekstrem.
“Informasi dari Stasiun Meteorologi Maritim NTT (BMKG) sangat luar biasa dan bermanfaat sekali, mereka juga selalu update setiap saat. Saya sangat merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Seperti diketahui, BMKG melalui Stasiun Meteorologi El Tari Kupang sebelumnya pada 30 Maret 2021 sudah mengidentifikasi adanya potensi cuaca ektrem untuk tujuh hari ke depan dan disampaikan melalui Informasi Peringatan dini tiga harian wilayah NTT.
Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi memaparkan, prospek cuaca dan peringatan dini tiga harian tersebut sudah disebarluarkan ke berbagai grup Whatsapp Info Publik MKG NTT dan media sosial BMKG Stasiun Meteoroligi El Tari.
“Informasi intens gencar diperbarui setiap tiga jam sejak 31 Maret, karena sudah diprakirakan akan berpotensi cuaca ekstrem,” kata Agung.
Stasiun Meteorologi El Tari kemudian mengeluarkan siaran pers cuaca ekstrem pada 3 April 2021 pukul 17.28 WITA, untuk menyebarluaskan informasi kewaspadaan dampak bibit siklon ke berbagai media sosial, WA Group dan siaran langsung eksklusif di RRI Kentongan Waspada Cuaca ekstrem di NTT.
“Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak dengan level Siaga dan Waspada untuk wilayahĺ NTT yang dikeluarkan Pusat Meteorologi Publik pada tanggal 2 April juga kami diseminasikan. Selanjutnya informasi peringatan dini terus menerus diperbarui dan gencar didiseminasikan sampai siklon tropis Seroja benar-benar berlalu dari wilayah NTT,” pungkasnya.
(rel/Laporan Demonsili dan Ota dari Larantuka, NTT)