PALEMBANG – Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Kota Palembang secara daring akan berakhir Februari ini. Itu artinya, sekolah siap melaksanakan sekolah tatap muka. Namun, Ikatan Dosen Anak Indonesia (IDAI) belum memberi lampu hijau KBM, lantaran kasus Covid-19 masih tinggi.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang, Ahmad Zulinto mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat bersama instansi terkait, mengenai akan berakhirnya KBM bulan ini.
“Jadi Disdik sudah minta pendapat dari seluruh pihak yang kompeten, apakah sekolah akan dibuka pada Maret apa lanjut daring,” katanya.
Ia mengatakan, IDAI tetap menganjurkan secara daring, pasalnya kondisi Covid-19 bagi anak masih tinggi. “Jadi kita sayang nyawa atau sayang sekolah? sekolah sayang tapi nyawa lebih sayang lagi, begitu jawaban IDAI,” katanya.
Maka dari itu, IDAI belum merekomendasi (izinkan) untuk sekolah tatap muka. “IDAI tetap memperhatikan kondisi Covid-19 dalam suasan zona seperti ini, karena kondisi ini masih fluktuatif (naik turun),” katanya.
Dijelaskannya, bahwa Disdik kota Palembang tetap memperhatikan apa yang disampaikan oleh IDAI, karena mereka ahlinya. Bahkan IDAI meminta agar guru-guru di vaksin terlebih dulu.
“Jadi setelah guru di vaksin resikonya lebih rendah. Jadi inilah hanya yang saya sampaikan kepada Walikota, Harnojoyo bahwa ini rekomendasi dari mereka,” katanya.
Zulinto mengatakan, jadi ada dua opsi mengenai KBM di Palembang, yakni dari Kapolsek menganjurkan untuk dilaksanakan belajar tatap muka secara langsung mengingat banyak temuan siswa salah memanfaatkan waktu yang seharusnya untuk tetap belajar di rumah.
“Dari Kapolsek ada anjuran untuk sekolah, tapi tidak memaksakan untuk sekolah. Karena temuan dari Kapolsek anak-anak banyak balapan liar, termasuk ke mall,” katanya.
Sementara waktu, masih ada satu minggu lagi menunggu Surat Ederan (SE) dari Gubernur Sumsel. “Nanti provinsi mengajak rapat dari situ kita akan memberikan masukan juga. Tapi yang jelas kita mengikuti apa yang disarankan oleh IDAI,” katanya. (nmn)