KUALA LUMPUR – Politik Malaysia kembali memanas setelah terpilihnya Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri Malaysia. Muhyiddin yang baru menjabat tidak terima disebut penghianat terkait dukungan yang ia dapat sebagai perdana menteri dari mayoritas anggota parlemen.
“Dengan dukungan itu, saya telah menerima pencalonan sebagai perdana menteri. Saya tahu ada yang marah kepada saya. Seperti yang diduga, ada pihak yang menggelari saya pengkhianat. Dengarlah baik-baik, saya bukan pengkhianat,” kata Muhyiddin saat pidato pertama kali di Putrajaya, Senin.
Muhyiddin Yassin mengatakan ia menyadari pelantikannya sebagai perdana menteri kedelapan bukanlah melalui Pemilu.
Namun, tegasnya, ia dipilih sebagai perdana menteri setelah mendapat sokongan mayoritas anggota parlemen. “Ini adalah kebijaksanaan Duli Yang Maha Mulia Tuanku sebagai kepala negara yang menjalankan fungsi baginda selaras dengan Undang-Undang Persekutuan (Perlembagaan Persekutuan),” katanya.
“Ini adalah praktik yang dibenarkan oleh Perlembagaan Persekutuan dan selaras dengan prinsip demokrasi berparlemen di Malaysia,” katanya.
Muhyiddin mengatakan dalam perkembangan politik tersebut dirinya tidak berniat untuk mencetuskan konfrontasi dengan siapa pun. “Saya tidak mengidamkan jabatan perdana menteri. Saya hanya tampil untuk menyelamatkan keadaan apabila kedua calon perdana menteri tidak mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen,” katanya.
Muhyiddin mengatakan ia dan anggota parlemen memang memberikan dukungan pada Mahathir Mohamad sebagai perdana menteri namun tapi Mahathir tidak mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen.
“Apakah saya punya pilihan?. Terus mendukung Tun Dr Mahathir yang tidak mempunyai dukungan mayoritas atau menerima pencalonan sebagai perdana menteri?,” katanya.
Jika dirinya terus mendukung Mahathir, ujar Muhyiddin, kemelut politik akan berpanjangan. Karena itu, katanya, dirinya telah mengadakan pertemuan dengan Mahathir dan anggota parlemen Langkawi tersebut sudah mempersilahkan dirinya maju jika mendapat dukungan mayoritas.
Sementara itu dalam Rapat Majelis Presiden Pakatan Harapan (PH) Jumat (21/2), Muhyiddin ikut hadir bersama para pimpinan partai politik lainnya dari Koalisi PH (Partai Bersatu, PKR, Partai Amanah dan DAP).
Pada saat konferensi pers, Mahathir mengumumkan ia yang akan menentukan tanggal pengunduran diri jabatan sebagai perdana menteri dan menyerahkan jabatan itu kepada penggantinya, Anwar Ibrahim.
Sebelumnya, Mahathir berulang kali mengatakan akan meletakkan jabatan setelah pertemuan APEC November 2020.
Kemudian pada Minggu (23/2), terjadi pertemuan di Hotel Sheraton, Petaling Jaya, Selangor, antara Waki Ketua PKR yang berseteru dengan Anwar Ibrahim, Azmin Ali, dan sejumlah pimpinan parpol oposisi dari Koalisi Barisan Nasional dan PAS. Muhyiddin Yasin juga nampak hadir di hotel tersebut. (eep)