JAKARTA – Tarif uji coba pemeriksaan virus COVID-19 dengan menggunakan alat GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, dibanderol Rp20 ribu. Untuk tahap awal KAI menyediakan layanan pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Yogyakarta.
“Tarif yang dikenakan saat uji coba atau pre launching ini adalah Rp20 ribu,” ujar Vice President Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Joni menegaskan, KAI sudah siap untuk menyelenggarakan layanan pemeriksaan GeNose C19 di stasiun, dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah menghadirkan layanan transportasi kereta api yang bebas COVID-19.
Penyediaan layanan pemeriksaan GeNose C19 di stasiun, KAI melakukan Sinergi BUMN dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia melalui anak usahanya yaitu Rajawali Nusindo.
Kolaborasi dan sinergi BUMN tersebut meneruskan kerja sama yang selama ini telah terjalin baik dalam hal pelayanan rapid test antibodi dan rapid test antigen di stasiun-stasiun.
“Dengan adanya layanan pemeriksaan GeNose C19 di stasiun semakin memperkuat deteksi dini COVID-19. Sehingga lebih mempercepat pencegahan penularan COVID-19 dan menjadikan moda transportasi Kereta Api yang makin nyaman aman dan sehat,” kata Joni.
Dalam peninjauan uji coba GeNose di Stasiun Pasar Senen pada Rabu (3/2) ini hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala Produksi GeNose C19 Eko Fajar Prasetyo dan anggota Tim Pengembang GeNose Dian Kesumapramudya Nurputra, serta Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo yang mendampingi kunjungan tersebut.
“Alhamdulillah uji coba berjalan baik hari ini. Semoga di tanggal 5 Februari nanti penerapannya bisa berjalan baik dan lancar. Kelebihan pemeriksaan GeNose C19 ini selain murah, tidak sakit untuk digunakan, dan ini juga buatan Indonesia,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi.
Budi Karya mengatakan, pemeriksaan GeNose C19 ini menambah opsi bagi masyarakat untuk melakukan pengecekan kesehatan. Selain tes rapid antigen dan PCR, yang menjadi syarat perjalanan transportasi kereta api jarak jauh.
Sementara itu, Menristek / Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan seiring berjalannya waktu, GeNose C19 yang menggunakan artificial intelligent (AI) akan semakin akurat.
Bambang menegaskan, GeNose C19 ini adalah sebagai alat penyaringan (screening) dan bukan sebagai alat pengganti PCR Test.
“GeNose C19 sudah diuji validasinya dengan 2.000 sampel dan akurasinya sudah 90 persen. Semakin banyak dipakai alat ini akan semakin akurat karena akan selalu di-update oleh tim dari UGM,” kata Bambang. (ant/msh)