Menyelusuri Desa Tabuan Asri Banyuasin, seperti menelusuri taman bunga, hampir seluruh rumah warga disini penuh dengan tanaman herbal. Sepertinya, ibu-ibu dan remaja putri tak ingin tinggal diam. Namun aktif mengurus perkarangan rumah menjadi taman herbal yang bermanfaat seperti jahe, vco dan temulawak menjadi produk kemasan modern.
Desa Tabuan Asri satu dari sekian banyak potret desa binaan Medco E&P yang berhasil mengembangkan kearifan local. Peran ibu dalam rumah tangga mengupayakan kesehatan bagi keluarga jelas sangat terasa. Lebih dari itu, menjadi bernilai ekonomi tak hanya bagi keluarga tapi juga masyarakat sekitar.
Bagi pahlawan keluarga ini, awalnya usaha mereka dianggap biasa bagi kebanyakan orang. Kini telah dibuktikan menjadi luar biasa bahkan diikuti oleh banyak orang.
Banyak testimoni petani maupun kelompok pengrajin binaan Medco E&P di desa yang berhasil. Termasuk kelompok perempuan sebelumnya hanya ibu rumah tangga biasa. Kini bukan saja membantu ekonomi keluarga tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Khusus peran serta kaum ibu banyak yang telah berhasil setelah mendapat pendampingan dari Medco E&P. Bagaimana pun juga kelompok ibu-ibu dan remaja putri adalah kelompok yang memiliki potensi untuk mendukung ketahanan ekonomi keluarga sebagai tonggak awal peningkatan kesejahteraan masyarakat khsusunya dipedesaan.
Seperti apa yang dilakukan Farida Rosdiana Kepala Desa Tabuan Asri pengerak tanaman herbal. Sebelum mengenal toga (tanaman obat keluarga), dia adalah Ibu rumah tangga biasa yang tidak bekerja hanya mengurus di rumah saja. Namun dengan berjalannya waktu di Desa Tabuhan Asri mendapatkan pelatihan dari Medco E&P untuk pengembangan tanaman obat herbal.
Melalui kelompok Srikandi Asri mendapat bantuan rumah produksi dari Medco E&P, sampai sekarang masih aktif digunakan warga untuk mengembangkan usaha tanaman obat dari perkarangan rumah.
Demikian pula, kelompok wanita Tani Kenanga Musirawas berdiri sejak 2012. Kaum ibu disini memanfaatkan halaman rumah untk mengembangkan toga. Saat ini, melalui pendampingan sudah mampu menghasilan kurang lebih ada 200 jenis tanaman obat keluarga.
Bahkan, sudah mengikuti pelatihan tingkat nasional ke Jogjakarta untuk mengenal jenis-jenis tanaman berikut cara mengelola. Kedua di Jakarta, mengikuti pelatihan sekolah dengan hasil yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga desa.
‘’Hasilnya sampai sekarang sudah dirasakan masyarakat banyak khususnya di Desa Karyasari. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik sekali buat kami dan keluarga dan masyarakat banyak. Dalam satu bulan, mampu membuat jahe kemasan minimal 15 Kg dan untuk produksi VCO sekitar 200 butir kelapa,’’ ujarnya bangga.
Tentu saja, ekonomi anggota kelompok binaan meningkat dengan produk herbal yang dihasilkan dari binaan Medco E&P. Bahkan saat mengetahui khasiat herbal, sekarang justru banyak masyarakat ikut menggunakan produk herbal dan membantu perbaikan perekonomian masyarakat.
Demikian pula, testimoni yang disampaikan Yeni Lusmita Ketua kelompok Toga Kenanga Muara Enim sudah berdiri sejak 2012. Fokus untuk mengikuti pelatihan dan saat ini sudah memiliki sekitar 200 jenis tanaman. Juga Ibu Tina dari SP2 Sukaharjo Kikim Timur punya anggota 54 orang, fokus mengembangkan tanaman obat keluarga (Toga).
Kaum ibu lainnya yang sudah berhasil adalah, Susanti Ria warga Dusun Lima Bangun Sari Gunung Megang Muara Enim. Ketua kelompok Sandi Busana Tailor ini mulai belajar menjahit sejak 2016. Pelatihan menjahit tingkat dasar selama 52 hari diadakan oleh Medco E&P rutin diikutinya.
Kini berkat ketekunannya Susanti yang sejak awal tidak bias menjahit sama sekali, kini sudah mengikuti pelatihan tingkat nasional pada 2015. Saat ini, ibu Susanti bisa menjahit beragam jenis pakaian. Harapannya kedepan, Medco tetap mensupport usaha kecil sehingga bisa lebih maju dan berkembang bersama masyarakat.
Pendampingan yang dilakukan Medco E&P juga menyasar pada banyak usaha. Seperti kesaksian, Darwin penyuluh budidaya jamur merang di Desa Lais Muba. Setelah mendapat pendampingan Medco E&P warga Lais Muba mampu meningkatkan ekonomi rakyat. Terutama kelompok tani dengan inovasi membantu pegembangan budidaya jamur merang.
‘’Setelah adanya inovasi budidaya jamur merang, masyarakat disini berkeinginan untuk ikut membudidayakan karena pengalaman keberhasilan yang sudah capai. Sehinga antusias masyarakat terhadap budidaya jamur merang meningkat,’’ ujar Darwin.
Hasil produksi yang dicapai, Darwin mengakui, untuk satu periode tanam dengan 4 kumbung atau unit, produksinya hampir mencapai 600 Kg. Bahkan dengan peningkatan produksi ini kelompok tani tidak mempersoalkan pemasaran.
‘’Sebab pihak supplier mengambil sendiri berapapun produk yang dihasilkan warga. Jelas ini menjadi harapan bagi kelompok tani untuk terus mendapat pendampingan dari Medco E&P sehingga bisa lebih meningkatkan taraf ekonomi masyarakat,’’ ujar Darwin.
Demikian pula, Ahmadi petani karet yang mengembangkan usaha asap cair di Kecamatan Lais Muba. Asap cair menjadi solusi ramah lingkungan bagi petani karet untuk meningkatkan hasil produksi. Tak hanya itu, asap cair tidak berbahaya bagi kesehatan, karena alami.
Jika selama ini, petani menggunakan asam amino atau lebih dikenal cuka para penggunaannya cukup beresiko. ‘’Dengan diadakan program oleh Medco E&P, penggunaan asap cair sangat membantu kami. Selain ramah lingkungan dan berkelanjutan juga harganya bisa dijangkau karena bisa bikin sendiri,’’ tuturnya.
Pendapat senada disampaikan, Winardi Riyatno Desa Triyjaya Mura petani karet ini mengembangkan pola tanam karet organik dalam penggunaan pupuk. Petani disini sudah menggunakan bahan alami tidak tergantung dengan pupuk kimia. Melalui organik tanah menjadi sehat jadi apapun tumbuhan yang diatas jadi ikut sehat.
Winardi tertarik mengikuti program dari Medco E&P pendampingan program pemberdayaan petani khususnya karet organic. ‘’Penggunaan pupuk mikro organisme lokal bisa diciptakan sendiri melalui bahan-bahan alami,’’ ujarnya.
Jadi petani tidak ketergantungan dengan pupuk pupuk kimia. Sebaliknya, hasil latek atau getah meningkat. Struktur tanah ikut sehat setelah berlakukan bahan organik.
Potensi usaha lain yang berhasil adalah, peternak madu yang dikembangkan Bustam dari Desa Aur Duri Rambang Dangku Muara Enim. Peternak madu binaan Medco E&P ini sudah merintis usaha sejak 2016. Kini menghasilkan madu ketika panen sampai 600 kg hasil panen kelompok dan hasil panen dikemas siap jual.
Demikian pula, Widodo peternak lebah madu hutan lain dari Desa Trijaya Musi Rawas. Setelah mendapat binaan dari Medco E&P, hasil panen madunya meningkat hingga 160 Kg per bulan dari sebelumnya hanya kisaran 100 kg/bulan.
Adriansyah Ketua kelompok Karya Sejati Aur duri peternak lele sangkuriang bantuan Medco E&P berupa pelatihan dan binaan bagi peternak lele agar usaha ternak lele berhasil. Melalui pembinaan menggunakan pakan alternatif organik mengurangi beban petani otomatis bisa menekan biaya produksi. ‘’Melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, Medco E&P mendorong peningkatan ekonomi rakyat serta kualitas umber daya alam,’’ ujarnya.
Pendampingan yang dilakukan Medco E&P, ternyata mendapat apresiasi dari pemerintah. Seperti apa yang disampaikan Hasrullah Kepala Desa Lais Muba ini.
Dari Pemerintah Desa sendiri, Hasrullah mengaku, sangat bangga adanya perbaikan perekonomian masyarakat berkat dukungan Medco E&P. ‘’Semoga dengan adanya bantuan Medco ini semakin membuka wawasan dan menjadi sumber penghasilan bagi warga desa,’’ ujarnya.
Pendapat senada juga disampaikan, Deni Sukmana Camat Lais Muba. Melalui paradigma masyarakat mandiri, diharapkan pengrajin ditingkat kecamatan dapat menjadi inkubator bisnis. Maka itu, pihak Pemerintah Kecamatan mendukung bekerjasama yang dilakukan Medco E&P tersebut.
‘’Harapannya, kalau bisa pengelolaan berkelanjutan kepada masyarakat jangan stagnasi agar masyarakat bisa mandiri. Jadi meski pun sudah tidak dibantu lagi, masyarakat sudah mandiri,’’ harapnya.
Peran Medco E&P
Harus diakui sejak lama, petani di desa sebagai produsen pangan merupakan kelompok terpenting sebagai mesin produksi pangan nasional. Selama ini, kelompok petani paling rentan menghadapi resiko gagal produksi dengan berbagai macam faktor.
Maka itu, proses usaha tani di desa harus mendapat pendampingan dengan proses kemitraan yang kuat. Nah disini sustainability Medco E&P sebagai perusahaan multinasional, hadir ikut berkontribusi mendorong rantai pangan ditingkat petani.
Robby Wijaya Officer Community Relation & Enhancement Medco E&P Indonesia South Sumatra Region saat webinar dengan wartawan belum lama ini menjelaskan, Medco E&P secara aktif mendukung dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi masyarakat local. ‘’Pembangunan ekonomi masyarakat disesuaikan dengan kearifan lokal sesuai sumber daya alam daerah setempat dan keinginanatau kreatifitas masyarakat setempat,’’ ujar Robby Wijaya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, ujar Robby lagi, Medco E&P sudah mendesain sesuai kebutuhan operasi dengan dengan menyiapkan satu departemen khusus. Tujuannya tak lain untuk memastikan keberadaan perusahaan membawa manfaat bagi masyarakat sekitar.
Pendampingan yang dilakukan Medco E&P kepada masyarakat merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan menopang ketahanan pangan menjadi bagian dari ketahanan energi. Apalagi ditengah pandemi covid-19, semua kelompok masyarakat ikut merasakan dampak. Tentu upaya Medco E&P sebagai perusahaan multinasional menjadi sangat dinantikan oleh semua stakeholder di Negeri ini. (dante)
Tulisan ini juga dimuat di Matapublik.co
Dari Ibu Rumah Tangga Biasa, Tanaman Herbal Menjadi Produk Kemasan Modern