PALEMBANG – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru membuka secara resmi Pameran Bersama Museum Negeri Sumatera Selatan, Balaputra Dewa Selasa (10/11).
Kegiatan yang diikuti 28 peserta, 17 di antaranya dari komunitas, memamerkan berbagai koleksi benda-benda bersejarah, mulai dari zaman prasejarah, Kerajaan Sriwijaya, hingga era perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Saat meninjau stand pameran milik Kesultanan Palembang Darussalam (KPD), Gubernur Sumsel H Herman Deru didampingi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn mengagumi koleksi milik Kesultanan Palembang Darussalam.
Dalam pameran tersebut KPD menampilkan beberapa benda pusaka peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II, diantaranya Al-Quran berlapis emas yang berusia ratusan tahun peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II, Silsilah Sultan Palembang, Stempel Kesultanan Palembang, Sketsa Perkampungan SMB II di Ternate, keris Palembang dan beberapa literatur lainnya termasuk peta Palembang lama .
Hal tersebut membuat kagum Gubernur Sumsel H Herman Deru, malahan Herman Deru sempat memasuki dan mengeliling stand KPD.
Malahan Gubernur sempat bertanya dengan SMB IV koleksi yang ada dalam etalese KPD tersebut. Dalam kesempatan tersebut SMB IV juga menyerahkan buku hikayat Palembang kepada Gubernur Sumsel dan dengan senang hati Gubernur Sumsel menerima .
“Ini Buku hikayat , ini bahasanya Arab Melayu,” kata SMB IV,dijawab Gubernur,” Oh Arab Melayu, terima masih,” kata Gubernur.
Kehadiran SMB IV juga menarik perhatian para pengunjung pameran, berkali-kali SMB IV harus melayani poto bersama warga termasuk warga yang bertanya mengenai Kesultanan Palembang Darussalam sendiri termasuk sejarahnya.Semuanya di layani dengan baik dan ramah oleh SMB IV.
Menurut SMB IV mengatakan, dalam pameran kali ini KPD ikut berpartisipasi dimana KPD banyak memiliki benda-benda koleksi bernilai sejarah yang bisa diketahui oleh masyarakat.
“Ini edukasi buat masyarakat mengenai sejarah dan budaya,” katanya.
Koleksi KPD yang ditampilkan dalam pameran kali ini menurutnya terdiri dari Al Quran tinta emas, cap kesultanan, sejumlah buku-buku lama serta keris dan senjata milik KPD.
SMB IV memastikan akan mensuport kegiatan pameran bukan hanya di Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa saja namun ditempat lain juga.
Sedangkan Gubernur mengapresiasi kegiatan, yang bertujuan untuk mengajak semua pihak tidak melupakan sejarah. Terlebih di tengah era kemajuan teknologi infornasi saat ini.
“Penyelenggaraan pameran ini adalah ide brilian saat kita diserang wabah IT. Tapi ini bukan penyakit kalau benar mengelolanya. IT bisa jadi mitra kita. Sebagai arsip bagi semua kejadian yang pernah terjadi di bumi ini,” ujarnya.
Gubernur berharap, kegiatan ini dapat menambah wawasan pengunjung tentang benda-benda seni bernilai sejarah. Namun begitu, ia mengharapkan adanya penjelasan jelas terkait barang koleksi tersebut.
“Orang yang tidak cinta seni, jika dia memahami, maka akan timbul rasa suka dan cinta pada saatnya. Tapi jika kita biarkan, barang tersebut hanya akan jadi seonggok benda saja, tanpa arti,” terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, peradaban di Sumatera Selatan terdiri dari beberapa zaman. Mulai dari zaman prasejarah, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Palembang, Kesultanan Palembang Darussalam, masa perjuangan kemerdekaan, hingga zaman modern saat ini.
“Saya berharap zuriat, anak cucu kita, hingga generasi berikutnya mengetahui fase-fase sejarah itu. Tidak ada masa kini tanpa masa lalu,” tukasnya.
Benda-benda peninggalan sejarah, ia melanjutkan, merupakan aset bangsa. Untuk itu harus dijaga dan dilestarikan.
Sementara Plh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel
Megawati mengatakan, pameran diikuti oleh 28 peserta. Terdiri dari enam museum lokal, satu museum luar, dua Kesultanan Palembang Darussalam, serta 17 komunitas di Kota Palembang.
“Pameran bersama ini melibatkan berbagai komunitas pecinta koleksi benda-benda antik. Diselenggarakan oleh Museum Negeri Sumatera Selatan. Sebagai upaya pembinaan kepada para komunitas untuk bekerja sama dengan museum dalam rangka melindungi dan melestarikan kebudayaan, mengembangkan serta memanfaatkan benda-benda bercorak sejarah budaya, serta mengkomunikasikan kepada masyarakat secara luas,” terangnya.
Selama pameran berlangsung, ia melanjutkan, juga diselenggarakan seminar dan workshop dengan berbagai tema terkait warisan sejarah dan budaya Sumsel.
Selepas memberikan kata sambutan, Gubernur memukul gong didampingi kedua sultan, sebagai tanda dibukanya acara pameran bersama di Museum Negeri Sumatera Selatan. Kegiatan ini akan berlangsung hingga 19 November mendatang.
Gubernur pun berkesempatan melihat-lihat arena pameran. Benda-benda koleksi museum dipamerkan di sini. Seperti peralatan untuk mengolah hasil pertanian, yakni isaran padi, lesung kayu, isaran beras.
Lalu Museum Subkoss Garuda Sriwijaya Lubuklinggau memamerkan sejumlah senjata tajam tradisional, seperti mandau dan keris. Begitupun Gending Sriwijaya Galeri. Di arena pameran ini juga ada sepeda onthel dan motor antik dari Komunitas Sepeda Tua Indonesia. (Dims).