Home Palembang Dimasa Pandemi, SKK Migas Cepat Beradaptasi Penuhi Target

Dimasa Pandemi, SKK Migas Cepat Beradaptasi Penuhi Target

Forum Dialogo SKK Migas secara virtual

PALEMBANG – Pandemi wabah corona covid-19 melanda dunia tahun ini, benar-benar menguji kesiapan semua sektor. Termasuk kinerja hulu migas yang menjadi wilayah kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Untungnya, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) mampu lebih cepat beradaptasi  dengan mengikuti perkembangan zaman yang memasuki revolusi industri 4.0, sejak tahun lalu.

Sebagai antisipasi, SKK Migas Perwakilan Sumbagsel melaksanakan Forum Operasi sebagai agenda rutin tahunan secara virtual ditengah pandemi covid-19, sebagai wadah sharing knowledge bagi KKKS, pemangku kepentingan juga akademisi di wilayah Sumbagsel.

Lewat forum tersebut, pesan yangingin disampaikan industri hulu migas mencoba untuk beradaptasi dan terus berjalan sebagai berkelanjutan di tengah kenormalan baru akibat pandemi Covid-19. Sekaligus  sebagai antisipasi berbagai kendala untuk mencapai target 1 juta barel pwer hari (BOPD) di 2030.

Forum ini menghadirkan tiga narasumber, Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin, yang membahas terkait strategi industri hulu migas di era kenormalan baru: Road to 1 MBOPD in 2030.

Kapolda Sumatera Selatan diwakili Direktur Pamobvit Polda Sumsel, Kombes. Pol. Mirzal Alwi, berbicara mengenai strategi pengamanan objek vital nasional pada masa pandemi.

Kemudian HSE Superintendent KKKS PT Seleraya Merangin Dua, Denny Sukmaputra yang menyampaikan informasi survei seismik akuisisi di erra new mormal.

Dalam sambutannya, Ardiyanto Agus Handoyo Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel sekaligus membuka acara menyampaikan, banyaknya tantangan yang dihadapi industri hulu migas dalam memenuhi target angka produksi pada masa ini.

Selain masalah pandemi Covid-19, ada hal lain yang menjadi tantangan industri hulu migas yaitu natural decline rate produksi, turunnya permintaan (demand), turunnya harga minyak serta isu terkait tenaga kerja yang perlu mendapat perhatian pelaku industri hulu migas ataupun pemangku kepentingan. Selain itu, faktor keamanan demi keberlangsungan kegiatan usaha hulu Migas.

“Mengatasi tantangan tersebut, SKK Migas-KKKS terus beradaptasi dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Seperti kegiatan survei seismik, pemboran, kerja ulang dan perawatan sumur demi memenuhi komitmen dalam mencapai target angka produksi yang telah ditetapkan,” tutup Adiyanto.

Sementara, Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin dalam paparan materinya menyampaikan selama pandemi tak dipungkiri industri hulu migas khususnya SKK Migas dan KKKS sangat merasakan dampaknya. Namun demikian, tidak menutup langkah untuk tetap melakukan berbagai kegiatan hulu migas.

Hal ini dibuktikan dengan berjalannya beberapa kegiatan besar yang dilakukan KKKS. Salah satunya survei seismik 2D terpanjang se- Asia Pasifik oleh SKK Migas bersama KKKS PHE Jambi Merang Agustus 2020 lalu.

“Ini merupakan bentuk komitmen yang membanggakan sekalipun ditengah pandemi namun survei seismik yang mencakup 35 cekungan ini dapat diselesaikan kurang dari satu tahun pengerjaan,” ujar Jaffee.

Jaffee menjelaskan, dalam kegiatan hulu migas, SKK Migas dan KKKS berupaya meningkatkan produksi migas dengan cara selalu bertransformasi secara perlahan terkhusus dalam upaya mencapai target di 2030 mendatang.

Ibarat dianalogikan transformasi ini sama halnya seekor ulat menjadi kupu-kupu indah. Begitulah proses, dari study G&G, survei, proses pengeboran sumur hingga hasil produksi diharapkan mampu mencapai apa yang menjadi target. “Ya perlahan, namun proses transformasi berjalan dengan pasti,” imbuhnya.

Selain itu, ia juga menambahkan dalam peningkatan produksi migas ini ada empat strategi utama yang dijalankan SKK Migas. Diantaranya, Maintaining Existing, transformasi Reserve to Production, Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Eksplorasi yang massive.

Sementara, Deputi Perencanaan SKK Migas, dari sisi pengamanan Direktur Pamobvit Polda Sumsel, Kombes (Pol) Mirzal Alwi  menyampaikan, ada beberapa permasalahan yang dihadapi selama masa pandemik.

Seperti belum adanya SOP terpadu, belum optimalnya koordinasi dan komunikasi antara pengelola Obvitnas dengan Polri, pemutusan hubungan kerja dan banyak faktor lainnya.

“Banyaknya tantangan yang kita hadapi, langkah strategis perlu diterapkan adalah meningkatkan kerja sama dan koordinasi yang baik antar stakeholder mulai dari Polri, Ormas, Perusahaan, pemerintah daerah dan juga perlu ditingkatkannya lagi terkait security awareness,” ujar Mirzal.

Ia juga menyampaikan bahwa meningkatnya gangguan keamanan diwilayah objek vital nasional, terutama untuk kasus pencurian migas, dipicu oleh beberapa hal. Antara lain, adanya hubungan yang terjalin kurang selaras antar berbagai pihak sehingga perlu adanya usaha kembali dari semua lini untuk menyelaraskan hal ini sehingga pemahaman terkait pentingnya menjaga objek vital nasional ini dapat dipahami bersama.

Sementara pada sesi terakhir pemaparan materi, HSE Superintendent, Denny Sukmaputra PT Seleraya Merangin Dua sebagai salah satu KKKS yang menjaga komitmen untuk terus melakukan kegiatan hulu migas, memberikan tips dan trik dalam melaksanakan survei seismik 3D & 2D di masa new normal yang penuh tantangan ini.

Seperti diketahui pekerjaan survei seismik ini membutuhkan banyak personil bahkan mencapai ratusan orang. Seleraya Merangin Dua dalam pelaksaan pekerjaannya aktif berkoordinasi dengan Satgas Covid-19, Pemda setempat dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan seismik dan aktif mensosialisasikan protokol covid-19 selama kegiatan.

‘’Hal ini kami lakukan dengan tujuan agar tidak muncul cluster baru dari kegiatan yang kami lakukan. Sehingga harapan kami kegiatan tetap berjalan dengan baik, mendapat data dengan kualitas yang bagus, keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja tetap terjaga dengan baik pula,” ungkap Denny.

Selanjutnya, forum dilanjutkan dengan tanya jawab antara peserta dan narasumber yang berjalan secara interaktif dan dipandu oleh moderator. Dengan berjalannya forum ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pelaku industri hulu Migas, pemangku kepentingan dan akademisi serta semua peserta forum terkait bagaimana kegiatan yang berjalan di dunia Hulu Migas, dituntut beradaptasi dengan pandemi Covid-19 sehingga dapat mencapai target 1 juta barel perhari yang sudah ditetapkan Pemerintah. (dan)

 

 

Penulis:  kawar dante

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here