Home Palembang Pandemi, SKK Migas Sumbagsel dan Target 1 Juta Barrel

Pandemi, SKK Migas Sumbagsel dan Target 1 Juta Barrel

Lokasi sumur minyak. foto wikipedia

PALEMBANG – Pandemi Covid-19 menjadi pukulan bagi sektor hulu migas. Meski demikian, tak menyurutkan semangat long term plan produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030 yang telah dicanangkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak (SKK Migas) didukung KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama).

Termasuk pula kegiatan hulu migas di Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan), mendukung pencapaian visi 1 juta barel perhari. Seperti tergambar dalam Forum Operasi agenda rutin tahunan sharing knowledge bagi KKKS, pemangku kepentingan dan akademisi di wilayah Sumbagsel diadakan oleh SKK Migas Sumbagsel, 27/20/2020.

Dalam paparan materi Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin, membahas Strategi Industri Hulu Migas di Era Kenormalan Baru : Road to 1 MBOPD in 2030.

Sektor hulu migas cukup merasakan dampak Pandemi corona covid-19, mempengaruhi produksi migas dan harga minyak dunia. Beberapa proyek eksplorasi menjadi terhambat. Belum lagi harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, melemah.

“Di tengah menurunnya gairah investasi, kami justru menggenjot kegiatan investasi di hulu migas. Untuk mencapai visi 1 juta barel, SKK Migas berkomitmen melaksanakan cara yang tidak biasa seperti massif, agresif dengan tetap menjunjung efisien,’’ ujar Jaffe.

Dikatakan Jaffe, Agustus 2020 lalu, survei seismik 2D terpanjang se- Asia Pasifik dilakuka SKK Migas bersama KKKS PHE Jambi Merang. Survei seismik ini menjadi yang terpanjang di Asia Pasifik dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dan Indonesia mampu menyelesaikannya hanya dalam kurun waktu 261 hari.

“Survei seismik ini juga diselesaikan melebihi target yang ditetapkan sebelumnya yaitu 30.000 km2 atau penyelesaiannya mencapai 103,6% dengan zero accident atau tanpa ada kecelakaan kerja,” ucapnya.

‘’Dari banyaknya cekungan yang disurvei, diharapkan menjadi potensi cadangan minyak bagi Indonesia. Saat ini KKKS gencar menjalankan kegiatan operasional ,’’ ujar Jaffe lagi.

Diakuinya, meski banyak tantangan untuk mencapai target tersebut. Seperti investasi besar, regulasi tumpang tindih, stagnasi lifting migas satu dekade terakhir. Terakhir pandemi Covid-19. Namun pihaknya telah menyiapkan langkah dan strategi untuk meraih capaian target tersebut.

Skema yang disiapkan mulai penyederhanaan izin agar iklim investasi tetap kondusif, effort kegiatan operasional hingga skema bagi hasil. Dukungan Pemerintah juga menjadi penting.

Dikatakan Jaffe, wilayah kerja Sumbagsel sangat mendukung  visi 1 juta barel, SKK Migas berkomitmen melaksanakan cara yang tidak biasa seperti massif, agresif dengan tetap menjunjung efisien,’’ tegas Jeffe.

Apalagi, visi 1 juta barel sudah menjadi kepastian mengingat tingginya kebutuhan masyarakat terhadap energi yang terus meningkat. Disamping pemenuhan target penerimaan Negara dari sektor migas.

Jaffe memberikan analog cukup menarik transformasi untuk mencapai visi di 2030, ibarat seekor ulat menjadi kupu kupu yang indah. Langkah yang dilakukan yakni mulai dari study G&G, survei seismic, pengeboran sumur hingga produksi disupport oleh KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama) diwilayah SKK Migas wilayah Sumbagsel.

Adapun langkah sebagai upaya peningkatan produksi migas ada empat strategi utama yang dijalankan SKK Migas yakni Maintaining Existing, transformasi Reserve to Production, Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Eksplorasi yang massive.

Sementara, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Adiyanto Agus Handoyo menyebut tantangan yang dihadapi industri hulu Migas dalam memenuhi target angka produksi punya banyak tantangan.

Pandemic covid-19 yang melanda jelas turut berpengaruh. Tantangan lain natural decline rate produksi, turunnya permintaan (demand), turunnya harga minyak serta isu tenaga kerja serta faktor keamanan dan keberlangsungan kegiatan usaha hulu Migas.

Namun upaya yang dilakukan SKK Migas perwakilan Sumbagsel terus berupaya melakukan kegiatan eksplorasi dan juga eksploitasi, baik kegiatan survei seismik, pemboran, pemeliharaan, kontrak ulang untuk memenuhi target produksi.

Adiyanto mengajak jajarannya untuk bertransformasi agar mampu mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Melalui  visi jangka panjang, untuk mencapai target 1 juta bopd, agar SKK Migas semakin terpacu untuk mewujudkannya.

Selain perubahan di internal, SKK Migas juga mengharapkan dukungan dan sinergi dari pemangku kepentingan atau stakeholder, terutama terkait konsistensi kebijakan pemerintah pusat maupun daerah.

“Kami berharap visi ini menjadi visi nasional yang dapat didukung seluruh pihak sehingga target produksi 1 juta barel minyak di 2030 dapat tercapai,” ujarnya.

Terpisah, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengakui, pandemi Covid-19 telah memengaruhi produksi migas dan harga minyak dunia. Beberapa proyek eksplorasi menjadi terhambat. Belum lagi harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, melemah.

“Di tengah menurunnya gairah investasi, kami justru menggenjot kegiatan investasi di hulu migas. Untuk mencapai visi 1 juta barel, SKK Migas berkomitmen melaksanakan cara yang tidak biasa seperti massif, agresif dengan tetap menjunjung efisien,’’ ujar Dwi seperti dikutip pada laman web skkmigas.go.id.

Dwi optimis, visi 1 juta barel sudah menjadi kepastian mengingat tingginya kebutuhan masyarakat terhadap energi yang terus meningkat. Disamping pemenuhan target penerimaan Negara dari sektor migas.

Apalagi, melihat potensi cadangan minyak sebesar 783 billions of barrels of oil equivalent (Bboe). Juga 128 cekungan yang menyimpan kandungan minyak. Dari total cekungan tersebut, sekitar 50 cekungan telah digarap, 20 di antaranya mampu menghasilkan produksi migas.

Dari sisi teknologi juga perlu dipercepat, penerapan teknologi chemical enhanced oil recovery (EOR) menjadi mendesak. Metode eksploitasi minyak ini mengoptimalkan sumur agar minyak yang kental, berat, poor permeability, dan irregular faultlines dapat diangkat ke permukaan dan diproduksi dengan cepat.

‘’Terakhir, mengundang investor untuk area potensial. Indonesia memiliki 12 titik cadangan migas baru yang siap untuk dieksplorasi. Kegiatan survei seismik hingga pengeboran sumur segera dilakukan jika ada investor yang tertarik menggarap cadangan migas baru,’’ jelas Dwi.  (dan) 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here