Home Berita Pemprov Porang Komoditas Alternatif Selain Produk Pertanian Unggulan

Porang Komoditas Alternatif Selain Produk Pertanian Unggulan

Gubernur meninjau tanaman Porang

PALEMBANG – Gubernur Sumsel H Herman Deru didampingi Bupati Banyuasin H. Askolani, SH., MH, menghadiri acara pencanangan dimulainya penanaman Porang di Provinsi Sumatera Selatan di Perkebunan Easy Porang Banyuasin di Desa Lubuk Lancang, Kecamatan Suak Tape Banyuasin, Rabu (16/9/2020).

HD mengapresiasi atas insiatif untuk menyelenggarakan kegiatan ini meskipun di tengah pandemi covid-19, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya Porang dapat dijadikan komoditas alternatif di tengah komoditas pertanian unggulan lainnya yang ada di Sumsel.

“Penanaman ini kita lakukan secara perdana dan simbolis. Melihat potensi dan peluangnya masih terbuka luas bagi kita dalam rangka mempercepat laju kesejahteraan yang kita harapkan. Hal ini bisa kita lakukan dengan berbagai cara, seperti halnya Padi di Banyuasin yang terbukti sebagi penyumbang pangan terbesar di Sumsel dan juga no 4 nasional,” ungkap HD.

HD mengatakan hal ini membuktikan bahwa Pemprov Sumsel bersama Pemkab Banyuasin yang terdiri dari bupati dan juga mitranya ingin mempercepat upaya memenuhi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Dalam proses kedepannya, Yok kita petakan agar pengembangan Porang ini diminati, namun dikelola agar tidak terjadi over supply. Harus ada keseimbangan antara demand dan supply. Maka rencana tata ruang wilayah penting dan ini merupakan peran pemerintah. Kita juga perlu melakukan edukasi sejak awal,” ujar HD.

Lanjutnya, HD juga meminta agar dilakukan koordinasi dan komunikasi yang baik, antar Pemprov dan Pemkab, yang juga melibatkan pihak Kementerian agar proses budidaya dapat dilakukan dengan sistematis tanpa adanya over supply. Bahkan jika memungkinkan untuk dibuat pabrik untuk menghasilkan produk-produk turunannya juga.

Bupati Banyuasin, H. Askolani, SH., MH mengatakan Porang sudah ada di Banyuasin namun belum ada budidaya dengan bisnis ekonomi yang tinggi. Padahal proses budidaya porang sendiri tidak membutuhkan proses penanaman yang mengganggu karena dapat juga ditanam diantara batang sawit dan karet. Selain itu, Porang bisa menghasilkan uang ratusan juta per hektar dimana 1 hektarnya dapat menghasilkan sekitar 80 ton.

“Dengan beberapa referensi penjelasan tentang prospek Porang, ini memberikan prospek luar biasa yang akan dikembangkan di Banyuasin selain padi jagung dan tanamam lainnya. Jika hal ini bisa dikembangkan dengan baik, maka akan meningkatkan perekonomian dan kedepannya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Saya sangat menyambut baik untuk jadi pilot project di Banyuasin,” tutur Dia.

Ketua Pelaksana, Eka juarsa Asnawi, mengatakan biji porang ini digunakan sebagai bahan baku industri antara lain kosmetik, lem, tahu, mie sirataki, dan lain sebagainya. Menurutnya kebutuhan porangĀ  20 ribu ton, dan Indonesia baru dapat memenuhi 10 persen kebutuhan yaitu 2000 ton.

“Oleh sebab sehingga masih banyak peluang. Harapan kami kedepan pengembangan porang ini juga dapat didukung oleh pemkab Banyuasin dan Pemprov Sumsel,” katanya.

Dalam kesempatan itu, dilakukan penyerahan simbolis bibit katak, dan penyerahan santunan untuk Panti Asuhan Bunda di Banyuasin. (min)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here