Inflasi Sumsel November 2024 : TPID Perkuat Upaya Stabilitas Harga Jelang Natal dan Tahun Baru
Palembang, bidiksumsel.com – Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada bulan November 2024 mencatatkan inflasi sebesar 0,58% (month-to-month/mtm), meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar 0,09% (mtm). Namun, secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi di Sumsel justru mengalami penurunan, tercatat sebesar 0,73% (yoy), dibandingkan Oktober 2024 yang berada di angka 1,09% (yoy).
Penurunan inflasi tahunan di Sumsel sejalan dengan tren nasional, yang juga melandai dari 1,71% (yoy) pada Oktober menjadi 1,55% (yoy) pada November 2024. Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya stabilisasi inflasi melalui berbagai strategi telah memberikan dampak positif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada lima komoditas utama yang menjadi penyumbang inflasi di Sumsel pada November 2024 :
- Tomat : berkontribusi sebesar 0,26% (mtm).
- Bawang Merah : menyumbang inflasi sebesar 0,20% (mtm).
- Emas Perhiasan : memberikan andil 0,06% (mtm).
- Minyak Goreng : menyumbang 0,05% (mtm).
- Tarif Angkutan Udara : berkontribusi sebesar 0,05% (mtm).
Kenaikan harga tomat dan bawang merah dipicu oleh penurunan pasokan akibat curah hujan tinggi di daerah sentra produksi. Untuk harga emas perhiasan, lonjakan ini didorong oleh sentimen global yang terus meningkatkan nilai emas.
Sementara itu, kenaikan harga minyak goreng disebabkan oleh lonjakan harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di pasar internasional. Adapun tarif angkutan udara meningkat seiring dengan persiapan menuju musim liburan Natal dan Tahun Baru, yang dikenal sebagai periode peak season.
Terkendalinya inflasi di Sumsel tidak terlepas dari peran aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumsel. TPID mengimplementasikan strategi 4K sebagai landasan utama pengendalian inflasi, yaitu:
- Ketersediaan Pasokan: Memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok di pasar.
- Keterjangkauan Harga: Mengupayakan harga yang wajar melalui intervensi, seperti subsidi.
- Kelancaran Distribusi: Menjamin distribusi barang berjalan tanpa hambatan.
- Komunikasi Efektif: Menyampaikan informasi yang jelas kepada masyarakat dan pelaku usaha.
Dalam praktiknya, TPID aktif menggelar Gerakan Pasar Murah (GPM) sebagai langkah stabilisasi harga sekaligus menjaga daya beli masyarakat. Operasi pasar murah dilakukan secara serentak di berbagai kabupaten/kota di Sumsel, diperkuat dengan subsidi harga, angkutan, serta subsidi operasional lainnya.
Selain itu, TPID juga mempromosikan program pemanfaatan pekarangan dan kebun rumah melalui gerakan tanam serentak. Program ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yang sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
Langkah lain yang dilakukan TPID mencakup kegiatan monitoring harga dan pasokan barang kebutuhan pokok di tingkat pedagang eceran maupun distributor, untuk memastikan kelancaran distribusi dan keterjangkauan harga.
Dalam rangka menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, TPID Sumsel menggelar High Level Meeting bersama TPID se-Sumatera Selatan. Pertemuan ini bertujuan merumuskan strategi pengendalian inflasi menjelang puncak konsumsi masyarakat selama libur akhir tahun.
Isu yang menjadi fokus utama dalam rapat koordinasi tersebut mencakup:
- Ketersediaan Pangan: Memastikan pasokan pangan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat.
- Stabilitas Harga Energi: Menjamin distribusi energi tetap lancar selama musim liburan.
Selain itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Selatan juga turut berperan aktif dalam mendukung pengendalian inflasi di daerah. BI menguatkan sinergi melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Program ini dirancang untuk meningkatkan ketahanan pangan dan stabilitas harga di tingkat regional.
Ke depan, pengendalian inflasi di Sumsel akan terus diperkuat melalui kolaborasi antarinstansi di bawah koordinasi TPID. Upaya ini juga sejalan dengan program pengentasan kemiskinan yang diusung pemerintah, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu langkah strategis yang dirancang adalah pembentukan Sekretariat Bersama Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah Sumsel. Sekretariat ini akan menjadi platform untuk mempercepat transformasi ekonomi Sumsel melalui sinergi program antarinstansi.
Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, inflasi Sumsel diharapkan tetap terkendali, terutama menjelang periode konsumsi tinggi seperti Natal dan Tahun Baru. Langkah-langkah kolaboratif antara TPID, BI, dan pemerintah daerah menjadi kunci untuk mewujudkan stabilitas harga yang mendukung daya beli masyarakat sekaligus memperkuat perekonomian daerah. (dkd)