Workshop Sulam Benang di Palembang Disambut Antusias, Peserta Berharap Bisa Hasilkan Pendapatan Tambahan
Palembang, bidiksumsel.com – Sabtu (9/11/2024) di basement hall PSx, Komunitas Taliare Independen Sumsel bersama Inkubator Bisnis Sumsel menggelar workshop sulam benang yang diikuti oleh 36 peserta. Workshop ini terbuka bagi anggota komunitas maupun peserta umum, yang datang dengan beragam latar belakang. Acara ini bertujuan untuk mengenalkan teknik dasar menyulam yang bisa membuka peluang usaha bagi peserta.
Ketua Komunitas Taliare Independen Sumsel, Dina Mardiana, mengungkapkan rasa senangnya melihat antusiasme peserta yang tinggi. “Peserta yang hadir tidak hanya dari anggota komunitas, tetapi juga dari masyarakat umum. Dalam workshop hari ini, kami fokus mengajarkan teknik dasar sulam benang, mulai dari teknik sulaman batang, daun, hingga bunga,” jelas Dina.
Awalnya, Dina dan tim hanya menargetkan sekitar 30 peserta. Namun, setelah flyer acara dibagikan melalui media sosial, minat masyarakat begitu besar. Bahkan, hingga pagi hari sebelum workshop dimulai, masih ada yang mendaftar. “Kami menetapkan biaya Rp30 ribu untuk setiap peserta. Biaya ini sudah termasuk peralatan lengkap seperti ram, benang, jarum, dan kain yang nantinya bisa dibawa pulang sebagai hasil pelatihan,” ujarnya.
Selain memperkenalkan teknik dasar menyulam, Dina juga menekankan bahwa keterampilan ini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi peserta. Dina berharap dengan kemampuan menyulam, para peserta dapat menciptakan produk-produk unik yang bisa dijual, seperti hiasan baju, sarung bantal, taplak meja, dan lainnya. Keterampilan ini diharapkan bisa menambah penghasilan keluarga, apalagi aktivitas menyulam bisa dilakukan di mana saja.
“Selain bisa meningkatkan kreativitas, keahlian menyulam juga bisa dijadikan usaha sampingan. Dengan waktu yang fleksibel, aktivitas ini bisa dilakukan dalam keadaan santai, misalnya saat tidak ada kegiatan lain di rumah. Daripada hanya menghabiskan waktu tanpa aktivitas produktif, menyulam bisa menjadi pilihan yang positif dan menguntungkan,” jelas Dina.
Dina juga menambahkan bahwa keterampilan menyulam sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang besar. Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk handmade, produk hasil sulaman dapat memiliki nilai jual yang tinggi. Selain itu, kegiatan menyulam juga memiliki efek terapi yang baik, sehingga bisa membantu mengurangi stres dan memberikan kepuasan tersendiri bagi pelakunya.
Dina menjelaskan bahwa workshop sulam benang ini bukanlah kegiatan sekali jalan. Ke depannya, Komunitas Taliare Independen Sumsel berencana mengadakan berbagai pelatihan rutin dengan materi yang terus disesuaikan dengan minat para anggota dan tren fashion yang sedang berkembang. Dina juga menyampaikan bahwa komunitas ini memiliki kerja sama dengan pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan sejumlah perusahaan BUMN di Palembang, yang diharapkan dapat membantu memperluas kesempatan bagi anggota untuk memasarkan produk mereka.
“Setiap bulannya, kami menyesuaikan materi pelatihan dengan kebutuhan anggota dan tren fashion yang terus berubah. Para anggota juga diajari cara berbisnis, baik secara offline maupun online, termasuk strategi pemasaran melalui media sosial seperti TikTok dan Shopee,” jelas Dina.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, ia optimis bahwa anggota komunitas dapat meningkatkan keterampilan sekaligus memanfaatkan peluang bisnis yang ada.
Salah satu pengajar dalam workshop, Juwita, menyebutkan bahwa pelatihan kali ini berfokus pada empat teknik dasar sulam yang populer dan mudah diaplikasikan. Teknik pertama, yaitu “split stitch,” digunakan untuk membuat sulaman batang. Sementara untuk menciptakan bentuk bunga, para peserta diajarkan menggunakan teknik “bullion stitch.”
“Kami menggunakan beberapa teknik yang cukup sederhana tetapi memberikan hasil yang indah. Misalnya, untuk membuat daun, kami mengajarkan teknik ‘lazy daisy,’ sedangkan untuk seri atau pola tertentu, kami memperkenalkan teknik tusuk simpul,” kata Juwita.
Menurut Juwita, selain bisa menghasilkan karya yang indah, menyulam juga memiliki manfaat praktis untuk kehidupan sehari-hari. Sulaman bisa digunakan untuk memperbaiki bagian pakaian yang bolong atau rusak, sehingga dapat menghemat biaya dan mengurangi kebutuhan untuk membeli pakaian baru. “Teknik menyulam ini bisa diterapkan di berbagai benda, dan jika dipelajari dengan serius, bisa menjadi ladang bisnis yang menghasilkan tambahan penghasilan,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan menyulam bisa menjadi salah satu cara untuk melatih kesabaran dan ketelitian. Menurut Juwita, banyak peserta yang mengaku merasa rileks dan lebih tenang saat menyulam. Hal ini membuktikan bahwa sulam benang tidak hanya bermanfaat dari segi ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan mental.
Dina menambahkan bahwa salah satu tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk memberdayakan anggota komunitas sehingga mereka bisa mandiri secara finansial. Ke depannya, Komunitas Taliare Independen Sumsel berencana untuk mengadakan pameran dan bazar guna mempromosikan hasil karya para anggota. Dengan demikian, mereka bisa memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat luas dan memperluas jaringan bisnis.
Komunitas ini juga aktif memberikan pelatihan keterampilan lainnya, seperti menjahit dan kerajinan tangan, yang disesuaikan dengan minat anggota. Dina berharap bahwa semakin banyak anggota komunitas yang mampu menghasilkan produk berkualitas, semakin besar peluang untuk membangun usaha mikro yang bisa bersaing di pasar.
“Dengan berbagai pelatihan yang kami adakan, kami berharap anggota komunitas dapat terus meningkatkan keterampilannya. Kami juga membantu mereka agar tidak hanya berhenti pada keterampilan saja, tetapi bisa mengembangkan usaha sendiri. Selain itu, kami akan terus menjalin kerja sama dengan pihak pemerintah dan perusahaan untuk memperkuat dukungan bagi para anggota,” pungkas Dina.
Melalui workshop sulam benang ini, Komunitas Taliare Independen Sumsel berharap mampu memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat. Keterampilan yang dipelajari bukan hanya untuk hobi, tetapi juga diharapkan menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan membentuk masyarakat yang lebih kreatif. (dkd)