Home Sumsel Empat Lawang Murka Dituduh Meninggal Dunia, Joncik Muhammad Bawa Penyebar Hoaks ke Ranah Hukum!

Murka Dituduh Meninggal Dunia, Joncik Muhammad Bawa Penyebar Hoaks ke Ranah Hukum!

fhoto : bidiksumsel.com/bd

Joncik Muhammad Laporkan Hoaks Kabar Kematian Dirinya ke Polda Sumatera Selatan

Palembang, bidiksumsel.com – Calon Bupati Kabupaten Empat Lawang, Joncik Muhammad, resmi membuat laporan ke Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel) pada Jumat (8/11/2024) sore. Langkah hukum ini diambil Joncik setelah isu palsu terkait kabar kematiannya beredar luas di media sosial, terutama di salah satu grup Facebook yang berpusat di wilayah Empat Lawang.

Kabar yang menyesatkan itu mengabarkan bahwa Joncik meninggal dunia karena serangan jantung di Rumah Sakit Charitas, Palembang. Isu yang tidak berdasar ini telah memicu kepanikan dan keresahan, baik di kalangan keluarganya maupun masyarakat Empat Lawang.

Joncik, yang merasa dirugikan atas informasi palsu ini, mengaku perlu bertindak tegas dengan membuat laporan resmi. Menurutnya, berita palsu seperti ini tidak hanya mencemarkan nama baiknya tetapi juga menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang sempat mempercayai informasi tersebut.

“Ini bukan hanya sekadar isu yang berdampak kecil. Berita seperti ini bisa merugikan secara psikologis, bukan hanya bagi saya dan keluarga, tapi juga masyarakat Empat Lawang,” kata Joncik kepada wartawan usai menyampaikan laporan ke pihak berwenang.

Isu mengenai kematian Joncik Muhammad pertama kali muncul di salah satu grup Facebook yang sering digunakan masyarakat Empat Lawang sebagai sumber informasi lokal. Dalam postingan tersebut, disebutkan bahwa Joncik mengalami serangan jantung yang berujung pada kematiannya di Rumah Sakit Charitas, Palembang.

Tidak hanya menyebutkan waktu dan tempat, unggahan tersebut juga menyertakan foto Joncik, seakan-akan memberikan kepastian bahwa kabar tersebut benar adanya. Dalam waktu singkat, postingan ini menyebar dan menarik perhatian banyak warga.

Mendengar kabar tersebut, banyak orang terkejut, terutama para pendukung Joncik yang tengah mengharapkan kepemimpinannya di Empat Lawang. Beberapa teman, kerabat, hingga konstituen Joncik langsung menghubunginya melalui telepon untuk memastikan kebenaran informasi itu. Bahkan, ada yang meneleponnya sambil menangis karena begitu khawatir dan sedih.

“Banyak yang telpon, mereka menangis saat mendengar isu ini. Saya sampaikan bahwa saya masih sehat dan baik-baik saja. Alhamdulillah, saya dalam kondisi sehat dan siap menjalankan amanah yang dipercayakan masyarakat Empat Lawang kepada saya,” ucap Joncik, menegaskan dirinya masih hidup dan dalam kondisi sehat.

Setelah berkonsultasi dengan tim hukumnya, Joncik merasa perlu mengambil tindakan tegas dengan melaporkan akun penyebar berita palsu tersebut ke Polda Sumsel. Menurutnya, laporan ini dibuat bukan semata-mata untuk melampiaskan amarah, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab sosial agar tidak ada lagi pihak-pihak yang sembarangan menyebarkan hoaks.

“Pelaporan ini diharapkan bisa memberikan pelajaran bagi orang-orang yang suka menyebarkan informasi palsu. Jangan sampai mereka menganggap remeh dampak dari perbuatan mereka,” kata Joncik usai membuat laporan.

Menurut Joncik, kabar palsu tentang kematiannya ini bisa berdampak lebih luas jika dibiarkan begitu saja. Penyebaran berita bohong seperti ini dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap informasi di media sosial. Hoaks semacam ini juga berpotensi mengganggu stabilitas sosial, apalagi di tengah situasi politik yang sensitif. “Tindakan ini untuk mengingatkan semua pihak bahwa menyebarkan informasi palsu ada konsekuensinya,” jelasnya.

Tim hukum Joncik yang dipimpin oleh Widodo SH menyampaikan bahwa mereka akan terus berkoordinasi dengan Polda Sumsel untuk menindaklanjuti kasus ini. Widodo menyebutkan bahwa langkah ini sesuai dengan peraturan yang berlaku terkait pencemaran nama baik dan penyebaran informasi bohong.

“Kami ingin memastikan bahwa akun-akun penyebar hoaks ini bertanggung jawab. Bukan hanya agar mereka tahu efek dari perbuatan mereka, tetapi juga agar menjadi peringatan bagi yang lain agar lebih berhati-hati,” ujar Widodo.

Widodo juga menekankan pentingnya bagi polisi untuk menelusuri pelaku penyebar hoaks ini sampai tuntas. “Kami berharap polisi segera melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa dalang di balik akun penyebar hoaks tersebut dan mengambil tindakan hukum yang sesuai,” jelasnya.

Bagi Joncik, upaya melaporkan berita hoaks ini memiliki makna yang mendalam, terutama dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya saring sebelum sharing, terutama di era digital yang informasi dapat menyebar begitu cepat. Sebagai calon bupati, Joncik berkomitmen untuk menjaga keharmonisan dan kestabilan sosial masyarakat Empat Lawang.

Dalam beberapa kesempatan, ia menekankan pentingnya literasi digital bagi masyarakat di seluruh lapisan. Dengan makin banyaknya masyarakat yang terhubung dengan internet, ia berharap warga bisa lebih bijaksana dalam mengonsumsi informasi yang didapat, terutama di media sosial. Menurutnya, berita palsu bisa berdampak merusak dan mengganggu kenyamanan sosial, sehingga perlu adanya kesadaran masyarakat dalam memilah-milah informasi yang benar.

“Jangan mudah terpengaruh oleh berita yang belum jelas kebenarannya. Saya berharap, kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Kita harus cerdas dalam menggunakan teknologi,” tegas Joncik.

Sosok Joncik Muhammad bukan hanya seorang tokoh politik yang dekat dengan masyarakat Empat Lawang, tetapi juga seorang yang dikenal hangat dan selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak. Ketika hoaks tentang dirinya beredar, banyak masyarakat yang merasa cemas dan khawatir, menunjukkan betapa besar dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada Joncik.

Joncik menyatakan dirinya siap menghadapi kasus ini dan mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas hingga pelaku penyebar berita bohong ini dapat dijerat hukum sesuai dengan perbuatannya. “Saya berharap pihak berwenang segera menangani masalah ini agar tidak lagi terulang di masa mendatang, baik untuk saya atau pun orang lain. Ini demi kehormatan dan ketenangan kita bersama,” pungkasnya.

Dengan langkah ini, Joncik mengajak seluruh masyarakat agar berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi. Ia berharap kasus ini menjadi pengingat bahwa dampak hoaks bukan hanya pada individu tetapi juga pada komunitas secara keseluruhan. Ia juga berharap agar kejadian ini menjadi contoh yang bisa membuat masyarakat semakin bijak dalam menggunakan teknologi dan media sosial. (Bd)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here