Humas Polri Gelar Konsolidasi dan Evaluasi Nasional, Fokus Pada Peningkatan Strategi Komunikasi di Era Digital
Jakarta, bidiksumsel.com – Divisi Humas Polri menggelar acara Analisa dan Evaluasi (Anev) untuk konsolidasi nasional Humas Polri tahun 2024. Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Aston Sentul, Bogor, Jawa Barat ini, mengundang seluruh Kepala Bidang Humas Polda dari berbagai wilayah Indonesia. Acara ini menjadi ajang penting bagi Humas Polri dalam merefleksikan kinerja setahun terakhir, sekaligus menyiapkan strategi komunikasi yang lebih efektif di masa mendatang.
Dalam acara ini, hadir sebagai pembicara Rustika Herlambang, Staf Ahli Kapolri Bidang Media Sosial. Rustika menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini, yang menurutnya sangat penting bagi Divisi Humas Polri untuk memahami pencapaian serta tantangan yang dihadapi selama setahun terakhir. Ia juga menggarisbawahi pentingnya peran Humas Polri di tengah dinamika sosial dan perkembangan teknologi komunikasi yang pesat.
“Acara ini sangat luar biasa. Saya melihat antusiasme dari seluruh Kabid Humas Polda yang hadir. Ini mencerminkan kesadaran yang tinggi dari Humas Polri dalam mengevaluasi rapor kinerja dan pencapaian satu tahun terakhir,” ujar Rustika pada Kamis (7/11/2024).
Rustika, yang telah mengikuti perkembangan Humas Polri sejak 2012, menyoroti adanya kemajuan yang signifikan dalam kesadaran para Kabid Humas terhadap media sosial dan media komunikasi digital. Menurutnya, kesadaran ini telah membawa perubahan positif bagi Divisi Humas Polri, yang semakin aktif dalam memanfaatkan media sebagai sarana komunikasi dengan masyarakat.
“Kita bisa melihat peningkatan nilai rapor dan performa mereka, terutama dalam kurun waktu 2015 hingga 2024. Artinya, ada perbaikan yang terus-menerus dan komitmen dari setiap jajaran Humas Polda untuk lebih responsif dan proaktif dalam bermedia,” kata Rustika.
Peningkatan kesadaran ini tidak hanya terbatas pada pemahaman teknis tentang media sosial, tetapi juga pada kemampuan mereka dalam mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan publik. Rustika menilai, peningkatan ini sejalan dengan tujuan Polri untuk tetap relevan di tengah era digital, di mana informasi dapat tersebar dengan cepat dan merambah luas hingga ke berbagai kalangan masyarakat.
Dalam acara tersebut, Rustika mengingatkan bahwa dunia dan pemerintahan kini telah mengalami perubahan yang sangat cepat. Menurutnya, perubahan tersebut memengaruhi bagaimana informasi disajikan dan diterima oleh masyarakat. Di era digital ini, tidak cukup hanya dengan fokus pada satu sisi cerita atau angle tertentu. Oleh karena itu, ia menyarankan agar Humas Polri mengembangkan pendekatan yang lebih luas dan adaptif terhadap berbagai perspektif dalam pemberitaan.
“Kita harus melihat sudut pandang yang lebih luas untuk strategi komunikasi baru, terutama di era kepemimpinan Presiden Prabowo,” ujarnya.
Rustika juga menekankan bahwa teknologi canggih, terutama dalam bentuk kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), dapat menjadi aset berharga bagi Polri dalam menjalankan tugas komunikasi publiknya. Dalam pertemuan dengan Menteri Komunikasi, Presiden Prabowo sempat menyampaikan pentingnya pemanfaatan AI dalam pemerintahan, dan Rustika melihat bahwa ini juga menjadi tantangan bagi Humas Polri untuk beradaptasi.
“AI kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dengan teknologi yang semakin maju, Polri perlu memahami bagaimana AI dapat digunakan dalam strategi komunikasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,” lanjutnya.
AI berpotensi digunakan dalam analisis data media sosial, sehingga memungkinkan Humas Polri untuk mengidentifikasi isu-isu yang menjadi perhatian masyarakat secara real-time. Dengan begitu, Polri dapat merespons lebih cepat dan tepat sasaran.
Rustika juga berharap agar Polri dapat membangun kolaborasi yang lebih erat dengan berbagai pihak, baik kementerian, lembaga, maupun masyarakat luas. Menurutnya, kerja sama yang baik dengan berbagai instansi sangat diperlukan, terutama dalam menghadapi tantangan komunikasi yang semakin kompleks. Di masa depan, Rustika melihat bahwa peran Humas Polri bukan hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan Polri dengan seluruh elemen masyarakat.
“Polri harus mampu menjadi salah satu pilar bangsa yang tidak hanya bisa berdiri sendiri, tetapi juga mampu merangkul berbagai pihak. Sinergi dengan kementerian, lembaga, dan masyarakat adalah kunci agar Polri dapat lebih baik lagi dalam kinerjanya,” ujarnya.
Rustika menambahkan bahwa pendekatan kolaboratif ini dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri. Dalam menjalankan tugas sebagai pengayom masyarakat, Polri perlu menunjukkan bahwa mereka terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak, sehingga kebijakan dan tindakan yang diambil dapat lebih tepat sasaran.
Acara konsolidasi ini juga berfungsi sebagai forum untuk membangun citra Polri yang lebih positif di mata masyarakat. Rustika menilai, upaya Humas Polri untuk terus berinovasi dalam komunikasi menjadi bagian penting dari upaya tersebut. Menurutnya, membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri adalah pekerjaan yang harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Humas Polri harus bisa menyajikan informasi yang akurat, transparan, dan mudah dipahami oleh masyarakat.
“Polri memiliki tugas besar untuk menciptakan citra positif dan menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat. Dalam era keterbukaan informasi ini, Polri harus bisa memastikan bahwa segala informasi yang disampaikan dapat dipercaya dan tidak menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat,” kata Rustika.
Ia menegaskan pentingnya pendekatan komunikasi yang humanis, yang menempatkan Polri sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri. Dengan pendekatan seperti ini, Rustika berharap Polri dapat semakin dekat dengan masyarakat dan mampu mengubah persepsi publik ke arah yang lebih positif.
Selain tantangan dalam komunikasi, Rustika juga menyoroti tantangan keamanan digital yang kini dihadapi oleh Polri. Dengan berkembangnya media sosial dan internet, Polri tidak hanya dihadapkan pada tantangan penyebaran informasi yang cepat, tetapi juga risiko informasi hoaks dan disinformasi yang bisa memicu keresahan. Oleh karena itu, Rustika menekankan pentingnya kesiapan Polri untuk menghadapi tantangan ini dengan sistem pengamanan digital yang lebih kuat.
“Kemajuan teknologi digital harus diimbangi dengan sistem keamanan informasi yang memadai. Polri harus memastikan bahwa informasi yang tersebar adalah informasi yang akurat, dan tidak terpengaruh oleh pihak-pihak yang ingin menyebarkan hoaks atau disinformasi,” jelasnya.
Pada akhir sesi, Rustika menggarisbawahi harapannya agar Humas Polri tetap berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan informasi kepada masyarakat. Ia percaya bahwa melalui pendekatan yang tepat, Polri dapat semakin menjadi institusi yang dipercaya dan dihormati oleh masyarakat.
“Polri harus lebih baik lagi di masa mendatang, terutama dalam hal transparansi dan kecepatan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Ini adalah tantangan besar, namun saya yakin Polri mampu menghadapinya,” pungkas Rustika. (dkd)