PLN UID S2JB Dorong Rasio Desa Berlistrik dengan Penanaman Ribuan Tiang Listrik di Sumatera Selatan
Palembang, bidiksumsel.com – Dalam upaya meningkatkan rasio elektrifikasi di wilayah terpencil, PT PLN (Persero) Unit Industri Daerah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB) mencatat kemajuan yang signifikan. Dari awal tahun 2023 hingga September 2024, sebanyak 3.451 tiang listrik telah ditanam di berbagai desa.
Percepatan ini berhasil melistriki 16 desa baru dan meningkatkan layanan listrik di 13 desa lama. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Dalam Negeri, total desa yang kini terakses listrik mencapai 3.236 desa.
Pada Jumat, 25 Oktober 2024, General Manager PT PLN (Persero) UID S2JB Adi Herlambang, melalui Manager Komunikasi dan TJSL UID S2JB, Iwan Arissetyadhi, menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan bentuk nyata dari komitmen PLN untuk memperluas akses listrik di wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya. Iwan menegaskan bahwa PLN akan terus mendukung upaya pemerintah dalam menghadirkan listrik bagi masyarakat, bahkan hingga pelosok negeri.
“Program listrik desa (lisdes) ini adalah wujud kepedulian negara untuk menghadirkan listrik, terutama di wilayah-wilayah terpencil. Kami berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah guna memastikan seluruh masyarakat memiliki akses listrik yang layak, sesuai amanat undang-undang,” ujar Iwan.
Guna memastikan terlaksananya program lisdes, dana berasal dari dua sumber utama, yaitu Penanaman Modal Negara (PMN) dan anggaran operasional PLN. Dukungan dana PMN yang diterima PLN telah dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur listrik, baik distribusi maupun pembangkit energi baru terbarukan (EBT), sebagai bagian dari visi PLN untuk menyediakan listrik yang berkelanjutan.
Iwan menjelaskan, dengan adanya dana PMN, pemerintah menugaskan PLN untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan. “Ini meliputi pembangunan jaringan distribusi hingga pembangkit EBT yang menjadi bagian dari program lisdes kami. Kami berupaya untuk mewujudkan akses listrik yang merata ke desa-desa di wilayah kami,” ucap Iwan.
Koordinasi dengan pemerintah daerah juga menjadi aspek penting dalam menyukseskan pembangunan listrik desa ini. Iwan menuturkan bahwa PLN berupaya selaras dengan rencana pembangunan daerah, baik yang berjalan di tahun ini maupun yang akan datang. Koordinasi ini penting untuk memastikan pembangunan listrik sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan lokal masing-masing wilayah.
“Kami berkoordinasi dengan pemerintah daerah, kabupaten, dan kota untuk memastikan rencana kami sinkron dengan agenda pembangunan mereka. Dalam pelaksanaannya, kami selalu berdiskusi dengan pemerintah agar semuanya berjalan selaras,” tambah Iwan.
Provinsi Sumatera Selatan sendiri memiliki rasio desa berlistrik (RDB) yang cukup tinggi, yaitu sekitar 99,32 persen. Namun, untuk rasio elektrifikasi atau jumlah penduduk yang telah menikmati layanan listrik, capaiannya masih sekitar 98 persen.
Menurut Iwan, masih ada beberapa wilayah yang sulit terjangkau karena aksesnya hanya bisa dilakukan melalui jalur perairan. Sumatera Selatan yang memiliki banyak wilayah perairan membuat tantangan PLN dalam melistriki desa-desa ini menjadi cukup besar.
“Fokus kami adalah daerah-daerah yang masih belum memiliki akses listrik. Namun, beberapa daerah ini berada di lokasi terpencil, seperti Sungai Lumpur dan Cengal, yang tidak mudah dijangkau. Meski jauh dari jalan raya, daerah-daerah ini bukanlah daerah pelosok dalam artian sebenarnya, hanya saja akses menuju ke sana sangat sulit,” jelas Iwan.
Sejumlah wilayah di Sumatera Selatan memang memiliki akses yang unik karena harus dicapai melalui jalur air atau laut. Beberapa daerah bahkan belum memiliki akses darat yang memadai sehingga masyarakatnya bergantung pada transportasi perairan untuk berbagai keperluan.
Iwan menambahkan bahwa PLN menghadapi tantangan tersendiri untuk menghadirkan listrik di kawasan-kawasan ini. Dalam berbagai kesempatan, PLN terus meningkatkan infrastruktur ketenagalistrikan di desa-desa tersebut sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam meningkatkan rasio elektrifikasi.
“Setiap tahun kami berupaya meningkatkan infrastruktur kelistrikan di daerah-daerah ini. Target kami adalah mencapai rasio elektrifikasi 100 persen, walaupun upaya ini bukan hanya menjadi tanggung jawab PLN. Perlu adanya dukungan dari pemerintah daerah, terutama dalam menyediakan infrastruktur jalan,” kata Iwan.
Dalam mewujudkan pembangunan listrik yang merata, PLN juga melakukan kolaborasi erat dengan pemerintah daerah. Sinergi ini mencakup pengurusan perizinan, termasuk izin kawasan hutan yang merupakan bagian dari wilayah target pembangunan jaringan listrik. Koordinasi dengan pemerintah daerah juga penting dalam upaya sosialisasi kepada masyarakat, khususnya dalam proses pembebasan lahan dan tanaman tumbuh di sepanjang jaringan listrik.
Iwan menyatakan bahwa kolaborasi ini sangat penting, karena proses pembangunan jaringan listrik tidak selalu mulus. Ada sejumlah desa yang berada di kawasan hutan atau area tertentu yang membutuhkan izin khusus sebelum dilakukan pemasangan tiang listrik atau jaringan distribusi.
“Kami terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, khususnya dalam proses pengurusan izin kawasan hutan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pembangunan jaringan listrik. Beberapa area berada di kawasan yang memerlukan izin tertentu, dan kami juga harus memastikan masyarakat memahami proses pembebasan lahan dan tanaman yang mungkin terdampak oleh jaringan listrik ini,” kata Iwan.
PLN menilai bahwa peningkatan akses listrik di desa-desa terpencil tidak hanya memberikan dampak pada sektor ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Akses listrik membuka peluang usaha baru, memudahkan kegiatan belajar mengajar, dan memberikan rasa aman bagi warga desa.
Dengan demikian, program listrik desa ini bukan hanya sebatas upaya infrastruktur, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu.
Sebagai bagian dari upaya PLN dalam mendukung percepatan elektrifikasi, Iwan mengungkapkan bahwa perusahaan terus berinovasi untuk mencari cara terbaik dalam melistriki desa-desa terpencil. Salah satu upaya adalah dengan memanfaatkan energi terbarukan, seperti tenaga surya, untuk wilayah-wilayah yang sulit dijangkau jaringan listrik utama. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dapat menjadi solusi alternatif bagi daerah-daerah yang secara geografis sulit dijangkau.
“Pembangkit listrik tenaga surya menjadi pilihan alternatif yang efektif di beberapa wilayah yang sulit dijangkau jaringan utama. Dengan tenaga surya, masyarakat dapat menikmati akses listrik yang lebih mudah dan ramah lingkungan,” tambah Iwan.
Dengan kemajuan yang telah dicapai hingga saat ini, PLN UID S2JB tetap optimis bahwa dalam waktu dekat, seluruh desa di Sumatera Selatan akan teraliri listrik secara merata. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan pemanfaatan teknologi energi terbarukan akan terus dilakukan untuk mencapai target tersebut. (dkd)