PALEMBANG – Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Prov. Sumsel, Endang Tri Wahyunigsih saat press release melalui live streaming Kegiatan Ekspor Impor di Sumsel, Selasa (18/8).
Nilai ekspor Sumsel di Bulan Juli 2020 adalah sebesar US$ 294,75 juta, naik 19, 95% dibanding Juni 2020. Kenaikan ini lebih tinggi dari kenaikan ekspor nasional yang tercatat 14,33%. Kenaikan nilai ekspor tersebut disumbang dari kenaikan ekspor Migas 178,61% dan Non Migas naik 14,67%.
Dibandingkan saat di awal Pandemi februari geliat ekspor ke sejumlah negara yang juga terdampak Covid-19 mengalami perubahan yang signifikan. Dimana hampir semua negara tujuan ekspor yang terdampak Pandemi ini mengurangi bahkan menghentikan masuknya barang dari luar. Contohnya Amerika yang angka covid nya tinggi sangat membatasi jumlah barang yang masuk ke negaranya.
Di Tahun 2020 nilai ekspor Sumsel tinggi di Bulan Januari sebesar US$ 348,69, dan sempat turun di Februari-Maret. Mulai April – Juli merangkak naik. Hal tersebut dikarenakan Komoditas maupun volume dan harga mulai membaik.
Untuk nilai ekspor Juli 2020 berdasarkan sektor meliputi, sektor pertanian (Buah-buahan, lada hitam, dan ikan hidup) secara perubahan month to month mengalami penurunan yaitu – 42,83% senilai US$2,37 juta Tetapi secara year to year mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 41,04%. Sektor industri ( berupa bubur kertas/karet remah dan kertas tisue) naik sebesar 8,08% dengan nilai US$ 223,56 juta .
Sektor Pertambangan naik sekitar 74,35% dengan nilai US$ 46,75 juta dan sektor yang tertinggi mengalami kenaikan sebesar 178,61% atau senilai US$ 22,07 juta adalah Migas.
Secara total Nilai ekspor terbesar Non Migas pada Bulan Juli 2020 adalah Komoditas Karet sebesar 30,74% atau senilai US$ 90,62 Juta
Ekspor pada bulan Juli 2020 sebagian besar ditujukan kepada Negara Tiongkok sebesar US$ 135,19 juta (45,87%), Malaysia sebesar US$ 34,97 juta (11,87%), dan Korea Selatan sebesar US$ 25,03 juta (8,49%).
Kepala BPS juga memaparkan untuk nilai impor Sumsel mengalami kenaikan sebesar US$ 62,49 juta (19,12%) dan sebagian besar impor ini berasal dari negara Tiongkok sebesar US$ 41,68 juta (66,70%), Singapura US$ 4,66 juta (7,45%), dan Jerman sebesar US$ 2,63 juta (4,21%).
Adapun, lanjutnya jenis barang yang diimpor dengan nilai terbesar meliputi mesin-mesin/ pesawat mekanik sebesar US$ 40,54 juta (64,87%), pupuk sebesar US$ 5,80% juta (9,28%), lokomotif dan peralatan kereta api sebesar US$ 2,51 juta (4,02%).
“Secara keseluruhan total perdagangan luar negeri Sumsel pada bulan Juli 2020 mengalami surplus sebesar US$ 232,26 juta,”katanya. (min)