Home Nasional Kembali, ESP Sosialisasikan Empat Pilar MPR RI di Ponpes Al-Faht

Kembali, ESP Sosialisasikan Empat Pilar MPR RI di Ponpes Al-Faht

fhoto : bidiksumsel.com/ce

Palembang, bidiksumsel.com – Dalam rangka terus menanamkan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda, Anggota DPR RI Komisi V Fraksi Partai Gerindra, Ir. H. Eddy Santana Putra,MT (ESP) kembali mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI.

Kali ini, sosialisasi empat pilar menyasar ke Ponpes Modern Al-Fath Jakabaring didampingi Dosen Pancasila Fisip Universitas Taman Siswa Palembang, Drs. Syahri M.Si. Senin, (19/09/2022).

Anggota DPR RI Komisi V Fraksi Partai Gerindra, Ir. H. Eddy Santana Putra,MT mengatakan, penerapan sosialisasi kepada generasi muda atau anak-anak sekolah dinilai sangat bagus, karena daya ingat, dan sedang memproses jati diri.

“Jika dari anak-anak, mereka akan ingat, dan menanamkan nilai-nilai pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih mereka sedang mencari jati diri,” jelasnya.

Kedepan ia berharap, semoga generasi muda dapat memahami akan pentingnya Empat pilar ini dalam kehidupan sehari-hari, agar tetap terjaga jati diri bangsa Indonesia ini.

Sementara itu, Dosen Pancasila Fisip Universitas Taman Siswa Drs. Syahri,M.Si yang menjadi pembicara menjelaskan, Pancasila adalah dasar negara.

“Pancasila bukan wahana, tetapi ruh yang harus tetap hidup. Tanpa Pancasila, Indonesia tidak ada. Di atas Pancasila sebagai dasar negara, berdirilah pilar-pilar berbangsa dan bernegara,” katanya.

Secara awam telah tersosialisasikan ada empat pilar yang ditegakkan di atas dasar negara, yaitu : (1) Proklamasi Kemerdekaan (sebagai pesan eksistensial tertinggi), (2) UUD 1945, (3) NKRI, dan (4) Bhinneka Tunggal Ika.

“Tanpa dasar, pilar-pilar akan mengambang,” singkatnya.

Ia juga menjelaskan, Indonesia memiliki lebih dari 750 suku bangsa. Suku bangsa-suku bangsa ini sebagai pemangku Nusantara. pada 17 Agustus 1945 di satukan bersama dalam satu ‘persatuan’ menjadi Bangsa Indonesia.

”’Persatuan’ seluruh suku bangsa ini hanya akan menjadi ”persatéan” apabila tidak kita menumbuhkan satu ‘ruh’ yang sama dalam dimensi Gemeinschaft. Satu ruh kebersamaan itu adalah Pancasila,” ulasnya.

Sebab itu, Pancasila adalah asas bersama yang tunggal bagi yang bhinneka agar menjadi tunggal ika. Pancasila ibarat ‘penyebut yang sama’ (common denominator) bagi pluralisme dan multikulturalisme Indonesia.

“Ibarat 1/2 tak akan terjumlahkan dengan 1/3 dan 1/4. manakala ketiganya tak tertransformasikan dalam penyebut yang sama, yaitu 1/2 menjadi 6/12, 1/3 menjadi 4/12 dan 1/4 menjadi 3/12,” tandasnya.

“Tanpa ruh atau penyebut yang sama, ‘persatuan’ hanya akan menjadi ‘persatéan’. Adalah Pancasila yang mentransformasi kebhinnekaan menjadi ketunggal-ikaan,” pungkasnya. (ce)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here