Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Palembang dilanjutkan lagi. Hal ini dikemukakan Wali Kota Palembang Harnojoyo, usai rapat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kota Palembang, di rumah dinas wali kota, Selasa (2/6/2020).
“Kita perpanjang PSBB karena mendapatkan prediksi bahwa tanggal 8 Juni nanti puncak Corona di Palembang,” ujar Harnojoyo.
Prediksi itu disampaikan Fakultas Kedokteran Jurusan Kesehatan Masyarakat (FKKM) Universitas Sriwijaya, yang menyatakan, bahwa puncak penyebaran Covid-19 pada tanggal 8 Juni 2020. Juga masukan dari tokoh masyarakat.
Meski begitu, Harnojoyo melanjutkan, untuk perpanjangan PSBB ini pemerintah kota tetap harus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan Kementerian Kesehatan.
“Prosedurnya seperti awal, kita mengajukan kepada Gubernur untuk perpanjang PSBB dan nantinya Gubernur akan mengirim berkas atau koordinasi kepada Kemenkes. Apakah PSBB kedua ini akan disetujui atau tidak, itu semua keputusan Kemenkes,” kata Harnojoyo.
Selama menunggu keputusan dari Kemenkes, Harnojoyo mengharapkan betul masyarakat Palembang tetap menerapkan protokol kesehatan, dan menjaga pola hidup bersih dan sehat, dan semua aturan masih sama seperti saat PSBB.
Protokol kesehatan itu, antara lain tetap memakai masker, rajin mencuci tangan, menerapkan jaga jarak aman. Harnojoyo mengatakan bahwa di PSBB tahap dua terdapat perubahan beberap poin aturan dalam Perwali Nomor 14 tahun 2020 yang telah diterbitkan pada PSBB pertama.
“Apa yang harus diperbaiki dalam Perwali, semua terkait bagaimana untuk memaksimalkan upaya pencegah Covid-19 di kota Palembang,” ujar Harnojoyo.
Ia menyatakan PSBB kedua nanti menjadi periode yang menentukan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Sehingga tempat-tempat tertentu akan dijaga ketat.
“Lebih penekan di tempat tertentu. Kita juga akan melibatkan semua unsur, yakni Polri, TNI, PolPP dan Dishub.”
Harnojoyo menilai penerapan PSBB pertama berhasil. Indikatornya, dari angka insiden penyakit sebelumnya, jumlah penduduk, angka tranmisi 2,5% dan angka contack rate.
Berdasarkan pertimbangan dari hasil paparan perilaku masyarakat selama PSBB, dinyatakan sebanyak 30% masyarakat berada di rumah, 16% ada kegiatan di kantor, 15% penduduk pelayanan kesehatan dan 5% masyarakat yang beradar di pasar.
“Pada 20 Mei angka reproduksi efektif mencapai 1,29 sementara per tanggal 31 Mei terjadi penurunan penyebaran yang mencapai 0,29,” kata Harnojoyo. (min)