BANTEN – Gunung Anak Krakatau meletus dengan ketinggian abu mencapai 200 meter di atas permukaan laut, Jumat (10/4) pukul 22.35 WIB. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Gunung Anak Krakatu level II atau waspada.
PVMBG dalam keterangannya menyebutkan, gunungapi aktif tersebut mengalami peningkatan vulkanik sejak 18 Juni 2018. Sejumlah erupsi pun mengiringi pada september 2018 hingga Februari 2019.
“Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Lampung dengan ketinggian kolom abu di atas puncak berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah selatan,” tulis situs magma.esdm.go.id, Jumat (10/4) malam.
Aktivitas letusan terekam dalam seismogram denagn amplitido maksimum 40 mm dengan durasi lebih kurang satu menit dan 12 detik. Situs tersebut merekomendasikan agar masyarakat tidak mendekati kawah gunung dalam radius 2 kilometer.
Hingga dini hari, aktivitas gunung api itu masih berlangsung. Salah satu warga Depok Jawa Barat, Febra (33 tahun) mengaku mendengar suara dentuman cukup keras sekira pukul 01.30 WIB tadi. “Suaranya seperti meriam,” ujarnya seperti dirilis Indonesiainside.id, Sabtu (11/4).
Sementara, warga Pulogadung Jakarta Timur, Ucon (34) juga mengalami hal yang sama. Dia pun sempat bertanya-tanya mengenai suara dentuman yang dia dengar dini hari ini, sebelum memastikan itu suara Anak Krakatau lewat informasi di situs PVMBG. “Saya merasakan pintu rumah bergetar. Ada dentuman juga,” ucapnya. (aik)