Dalam Rangka Memperingati Hari Telur Dunia Tahun 2021
Palembang, bidiksumsel.com – Dalam rangka memperingati hari telur dunia tahun 2021, dan membantu mengentaskan stunting serta meningkatkan gizi anak-anak sekolah di masa pandemi.
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel dan Keluarga Alumni Gajah Mada (KAGAMA) Sumsel menyalurkan donasi telur sebanyak 2, 280 ton atau setara dengan 36.500 butir telur ayam, atau 152 kotak telur di bagikan untuk anak anak yang ada di 19 sekolah dasar (SD).
“Ke 19 SD tersebut terbagi dari 9 SD yang ada di kota Palembang, 5 SD yang ada di Banyuasin dan 5 SD yang ada di Ogan Ilir dan masing-masing sekolah mendapatkan 120 kilogram,” ungkap Dr drh Jafrizal MM, Ketua Umum PDHI Sumsel yang sekaligus ketua KAGAMA Sumsel. Rabu, (22/09/2021).
Kegiatan yang berlangsung di Universitas Tamansiswa Palembang, merupakan bentuk nyata kepedulian pihak KAGAMA Sumsel dan PDHI Sumsel untuk mengentaskan stunting dan meningkatkan gizi yang di berikan untuk anak-anak sekolah di masa pandemi Covid-19.
“Untuk donasi telur nya, kami menghimpun donasi telur dari anggota KAGAMA Sumsel, anggota PDHI, dan komunitas ayam petelur yang mana donasi terbanyak berasal dari peternak ayam,” jelasnya.
Telur ayam tersebut, selain di bagikan untuk sekolah dasar, juga di bagikan untuk sekolah tingkat menengah dan ada juga untuk rumah Tahfiz.
Dengan kegiatan ini ada pesan yang ingin disampaikan oleh KAGAMA Sumsel dan PDHI Sumsel dengan mengajak makan telur yang pertama bisa meningkatkan gizi anak anak sehingga bisa mencegah stunting.
“Untuk yang ke-dua menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dari anak anak dan yang ke-tiga membuat pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih baik bagi peternak telur,” katanya.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan kegiatan sosial seperti ini dengan memanfaatkan teknologi, agar tidak kolep peternak telur nya.
Terkait dengan masalah kesehatan, telur yang ada di kota Palembang ini, ia mengungkapkan bahwa belum ada satupun yang memiliki Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). “NKV adalah sertifikat yang menjamin sanitasi dan higienis dari sebuah produk,” ujarnya.
Kendala yang dialami adalah karena peternak petelur itu kandang nya berada di kawasan pemukiman, walaupun banyak peternak petelur, namun itu statusnya di kawasan pemukiman. “Untuk syarat mendapatkan sertifikat NKV harus ada izin usaha karena semua tidak ada yang mendapat kan izin usaha maka NKV nya juga tidak bisa,” ulasnya.
ia pun memberitahukan, untuk ciri ciri telur yang sehat yakni tidak ada kotoran nya, cangkang nya masih utuh dan ujung telurnya bagus. “Kemudian tidak busuk dan berasal dari peternak yang dikelola dengan baik, tidak ada reses sedikitpun di cangkang telur. Harusnya telur berasal dari peternak yang sudah disertifikasi NKV,” imbuhnya.
Untuk jumlah Peternak telur di Sumsel ada sekitar 350 peternak telur, yang terdiri dari 50 peternak telur ada di kota Palembang dan 300 peternak telur di Banyuasin. “Harga telur turun anjlok dan harga daging tinggi. kita berharap banyaknya aksi aksi sosial seperti ini sehingga telur itu bisa diserap dan mereka yang peternak bisa terbantu untuk melanjutkan usaha sehingga telur tidak menjadi langka,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sekolah Dasar (Kabid SD) Dinas Pendidikan Kota Palembang Juita Nolani mengatakan, bahwa pihak nya merasa tersanjung atas permintaan pihak PDHI Sumsel dan KAGAMA Sumsel untuk menunjuk 5 SD yang siswa dan guru nya berhak menerima bantuan donasi telur.
“Donasi telur ini kami berikan untuk 5 SD yang kami tunjuk yakni SD Negeri 238, SD Negeri 41, SD Negeri 24, SD Negeri 25, dan SD Negeri 114 Kota Palembang. Kegiatan seperti ini memang perlu terus di lakukan dan rutin agar kita semua banyak tahu manfaat telur,” singkatnya. (dkd)