Home Nasional KBA Mataram, Sampah Plastik Dikonversi dengan Uang Menambah Penghasilan

KBA Mataram, Sampah Plastik Dikonversi dengan Uang Menambah Penghasilan

kampung berseri Dasan Cermen, Mataram, sampah plastik dapat dikonversikan menjadi uang

MATARAM – Berserakan dan tidak bernilai. Sampah plastik banyak kita jumpai di berbagai tempat di sekitar kita, tetapi dibiarkan begitu saja. Namun, bagi salah satu kelurahan di Kota Mataram, tumpukan sampah plastik adalah aset berharga, terutama dalam segi ekonomi.

Melalui program bank sampah di Kampung Berseri Astra (KBA) Dasan Cermen, Mataram, sampah plastik dapat dikonversikan menjadi uang yang dapat digunakan untuk menambah penghasilan masyarakat di sana.

KBA Dasan Cermen merupakan salah satu kampung di Kota Mataram yang memiliki depo sampah, TPS 3R (reduce, reuse, recycle), serta pengurus yang aktif melayani dan melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk program bank sampah sampai saat ini.

“Program bank sampah sejalan dengan gerakan Semangat Kurangi Plastik yang diinisiasi oleh Astra agar masyarakat peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama dalam mengolah dan memperdayakan kembali penggunaan sampah plastik,” tutur ibu lurah sekaligus tokoh penggerak KBA Dasan Cermen Henny Suyasih.

KBA Dasan Cermen merupakan satu dari 22 KBA yang ada di seluruh Indonesia yang menerapkan gerakan Semangat Kurangi Plastik, sebuah program kontribusi sosial berkelanjutan Astra yang bertujuan mengurangi sampah plastik sekali pakai. Program ini diluncurkan Astra pada Februari 2020.

Tercatat hingga saat ini sekitar 70 orang menjadi nasabah bank sampah di KBA Dasan Cermen dengan total keseluruhan kas dari kegiatan bank sampah mencapai Rp20 juta.

Adanya program bank sampah ini cukup membantu perekonomian masyarakat sekitar. Beberapa nasabah memanfaatkan tabungan tersebut untuk keperluan pendidikan anak, pembangunan atau renovasi rumah serta keperluan mendesak lainnya.

“Program ini sudah berjalan sesuai dengan tujuannya. Dengan adanya bank sampah yang seiring dengan gerakan Semangat Kurangi Plastik, masyarakat sekitar sudah mulai memahami dampak circular economy dari sampah plastik,” ungkap local champion KBA Dasan Cermen selama 7 tahun itu.

Beberapa masyarakat tergerak untuk membentuk kelompok usaha. Mereka melihat adanya nilai ekonomis dari sebuah sampah yang telah disetorkan ke bank sampah yaitu menjadi sebuah produk tas belanja, suvenir, hiasan bunga dan beberapa produk kerajinan lainnya.

Kegiatan bank sampah mengubah pemahaman masyarakat terhadap sampah plastik menjadi sebuah aset berharga. Hal ini membuat KBA Dasan Cermen mendapat pengakuan dari Dinas Lingkungan Hidup untuk tingkat wilayah dan provinsi sebagai kampung bersih sehat dan desa siaga. Serta mendapatkan apresiasi pada lomba kampung sehat nurut tatanan baru tingkat kecamatan Kota Mataram.

Banting Setir ke Keripik Pisang
Jika masyarakat di KBA Dasan Cermen mendapat tambahan penghasilan dari pengelolaan sampah plastik, lain halnya dengan masyarakat di KBA Pasirluyu Bandung.

Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, para warga KBA Pasirluyu disibukkan dengan mengemas keripik pisang untuk dijual di berbagai daerah guna menambah penghasilan masyarakat.

“Keripik rasa susu vanila dan teh hijau sering dipesan oleh orang Garut,” ujar tokoh penggerak KBA Pasirluyu Yayat Rustadi.

Yayat bersama para pemuda dan tokoh masyarakat mengajak warga lainnya untuk mengembangkan keripik pisang demi meningkatkan kembali perekonomian KBA Pasirluyu, yang saat itu lesu akibat banyaknya warga yang terkena pemutusan hubungan kerja dampak dari pembatasan sosial berskala besar di Jawa Barat.

Yayat kemudian mengedukasi masyarakat untuk beralih ke penjualan secara daring. Seperti pemasaran produk keripik pisang melalui media sosial serta mengajak para warga untuk menarik para konsumen antardaerah melalui varian baru. Tercatat sekitar Rp3,3 juta telah terkumpul penjualan keripik pisang setiap bulannya.

“Inisiasi tersebut murni lahir dari kepedulian masyarakat Pasirluyu yang terkena dampak pandemi. Hal ini bertujuan agar perekonomian warga Pasirluyu dapat terus berputar,” tutur Yayat.

Hingga saat ini, Yayat bersama para pemuda masih membantu para warga yang terkena dampak pandemi melalui upaya pemasaran produk unggulan KBA Pasirluyu agar dapat membantu para warga dalam memulihkan ekonomi setempat.

“Walaupun sudah tercatat kurang lebih 75% dari masyarakat ekonominya dapat bertahan, kami terus berupaya dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar KBA Pasirluyu dikenal sebagai kampung mandiri dengan warga produktif,” ujar Yayat yang menjadi motor penggerak KBA Pasirluyu selama 5 tahun itu.

KBA Dasan Cermen dan KBA Pasirluyu merupakan contoh dari 112 KBA yang menjadi kampung mandiri dalam menjalankan prinsip 4 pilar kontribusi sosial berkelanjutan Astra yaitu kesehatan, pendidikan, kewirausahaan dan lingkungan.

Kontribusi para tokoh penggerak KBA seperti Henny dan Yayat dalam menopang roda perekonomian masyarakat di sekitar KBA Dasan Cermen dan KBA Pasirluyu sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa. (imn)

Editor : Ka.dante

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here